Corona Bikin Takut dan Cemas, Fahri Hamzah: Dulu Orang yang Bersin Kita Mendoakan, Sekarang Kita Lari Tunggang-langgang

Corona Bikin Takut dan Cemas, Fahri Hamzah: Dulu Orang yang Bersin Kita Mendoakan, Sekarang Kita Lari Tunggang-langgang
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah

RIAUSKY.COM - Pandemi covid-19 memang banyak merubah kebiasaan masyarakat, seperti yang dirasakan juga oleh Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah

Dia menyebut bahwa pandemi corona saat ini membuat masyarakat menjadi takut dan cemas.

Berawal dari cerita dirinya yang menyebut harga tiket pesawat Jakarta-Lombok saat pandemi ini lebih murah dari biaya pemeriksaan kesehatan.

"Industri test dadakan ini mengeruk keuntungan besar sekali melampaui industri perjalanan yang sedang jatuh," tulis @Fahrihamzah di Twitter yang dikutip Akurat.co, Kamis (25/6/2020).

Selain itu, masyarakat menjadi melodramatik sebab sebagian dari test itu dilakukan bukan karena dibutuhkan secara administratif tapi karena merasa tidak aman dengan diri sendiri.

"Sebagian dari Kita sekarang sering was-was dengan keadaan basan kita. Serba takut dan cemas. Mungkin kalau kita demam, entah karena kurang tidur seperti saya malam ini atau akibat bakteri tertentu kita akan bertambah cemas," katanya.

"Kita takut keluar rumah, khawatir kena pemeriksaan suhu badan dan kalau tinggi kita akan diangkut ke rumah sakit karantina terdekat. Akhirnya kita memanggil rumah sakit untuk datang ke rumah dengan biaya yang berlipat karena memang begitulah konsekwensinya. Pemeriksaan oleh perugas medis yang juga curiga kepada kita ini pun berseragam APD seperti astronot mencari alien di sekitar kita. Suasana menegangkan," sambungnya.

Kata Fahri, pandemi corona membuat masyarakat mengalami semacam kematian kecil. 

"Nona corona (saya sebetulnya tidak tau apakah virus punya jenis kelamin), betul-betul membuat kita mengalami semacam kematian kecil sebelum mengalami kematian yang sebenarnya. Kita disuruh memakai topeng dan menjaga jarak sehingga kita akhirnya memang berjarak dengan kehidupan," ujarnya.

Kemudian Fahri menceritakan pengalamannya saat ia berada di kampung halamannya, di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

"Di desa saya kemarin, saya melihat orang-orang yang melawan jarak ini, ada yang kemudian mengatakan, “corona hanya ada di jakarta” atau mengatakan dengan canda, “mana corona itu biar kita hajar”. Ini mirip deklarasi di sebuah kota “deklarasi melawan corana secara totalitas”." katanya.

Fahri berpendapat jika pandemi corona saat ini membuat semuanya aneh. Katanya, Corona sudah memaksa Indonesia menutup rumah ibadah, pasar, dan kantor pemerintahan.

Namun menurutnya, yang paling besar dikorbankan akibat pandemi corona adalah tempat ibadah. 

"Agama menurut saya menjadi korban paling besar, rumah Tuhan ditutup, ibadah berjamaah dihentikan bahkan kini ibadah haji pun tahun ini dihentikan. Agama bukannya diaktifkan dan kepada Allah kita semua memohon pertolongan, kita justru melakukan yang sebaliknya," tulisnya. (R01)

Sumber: Akurat.co

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index