Ih Serem, LIPI Temukan Monster Kecoak di Selat Sunda, Ini Penampakannya

Ih Serem, LIPI Temukan Monster Kecoak di Selat Sunda, Ini Penampakannya
Muhammad Dzaki bin Safaruan, staf National University of Singapore (NUS), menunjukkan bathynomus raksasa yang ditemukan dalam ekspedisi bersama LIPI. (DOKUMENTASI LIPI)

RIAUSKY.COM - Ini bukan kecoa biasa, ukurannya pun sangat besar. Mirip monster kecoak di film-film horor. Hewan ini tidak berkeliaran di dalam got atau tempat-tempat kotor, tapi di dalam laut.

Para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)-lah yang menemukan hewan tersebut. Mereka bekerja sama dengan National University of Singapore (NUS) dalam ekspedisi South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES) pada 2018. 

Hasil ekspedisi yang berlangsung selama dua pekan itu baru dipublikasikan secara resmi di jurnal ZooKeys pada 8 Juli lalu.

Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Conni Margaretha Sidabalok menjelaskan, sesuai kesepakatan dengan NUS, nama spesies baru tersebut adalah bathynomus raksasa. 

"Kata bahasa Indonesia raksasa dipilih karena hewannya ditemukan di perairan Indonesia," katanya kemarin (15/7). Kata raksasa juga dipilih karena ukuran hewan krustasea (udang-udangan) itu memang sangat besar.

Conni menuturkan, dalam ekspedisi tersebut, tim secara keseluruhan menemukan enam ekor bathynomus raksasa. Namun, empat di antaranya belum dewasa sehingga sulit diidentifikasi. Sedangkan satu ekor sisanya berkelamin jantan dengan panjang 363 mm (36,3 cm). Lalu, satu ekor lagi berkelamin betina dengan panjang 298 mm (29,8 cm).

Hewan dengan wujud menyeramkan itu ditemukan di Selat Sunda dan selatan Pulau Jawa. Persisnya di kedalaman 957–1.259 meter di bawah permukaan laut. Hewan itu tidak berbisa. Meskipun bisa berenang, hewan tersebut lebih banyak berjalan di dasar perairan.

Kecoak raksasa itu adalah pemakan daging atau karnivor. Namun, ia tidak menangkap mangsa seperti karnivor pada umumnya. Si kecoak itu lebih suka melahap sisa-sisa daging binatang yang dimangsa cumi-cumi, ikan, atau hewan laut lain.

Dia menegaskan, penemuan bathynomus raksasa tersebut baru kali pertama di Indonesia. Penemuan sebelumnya yang paling dekat adalah bathynomus supergiant di Samudera Hindia dan Pasifik. Secara ilmiah juga belum pernah terekam ada aktivitas penangkapan hewan tersebut. Baik oleh jaring nelayan maupun lainnya. ’’Ini sepengetahuan saya,’’ katanya.

Dengan adanya penemuan tersebut, jumlah spesies dalam genus atau marga bathynomus kini bertambah. Dari sebelumnya 19 anggota marga kini menjadi 20. Spesialnya, anggota marga ke-20 itu ditemukan di perairan Indonesia.

Conni menjelaskan, ekspedisi untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati laut dalam jarang sekali dilakukan. Dengan temuan itu, dia berharap ilmu taksonomi atau ilmu yang khusus mempelajari klasifikasi makhluk hidup semakin dihargai. 

"Terutama di Indonesia," jelasnya. Menurut dia, ilmu taksonomi penting untuk mengungkap kekayaan alam Indonesia.

Ilmu tersebut bisa mengungkap jenis-jenis makhluk hidup serta mengetahui kandungan bahan kimia apa saja di dalamnya. Selain itu, mengetahui informasi tentang fungsi ekologi makhluk terhadap alam.

"Mudah-mudahan semakin banyak yang tertarik menekuninya (ilmu taksonomi, Red)," jelasnya. 

Khususnya di kalangan remaja. Dia juga berharap dengan ditemukannya spesies baru itu, manusia bisa menjaga kelestarian alam. Dia meyakini di laut dalam Indonesia masih banyak misteri yang menarik untuk diteliti. (R04)

Sumber: Jawapos.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index