Gugus Tugas Covid Bantah Thermal Gun Gunakan Sinar Laser, ''Aman Karena Gunakan Inframerah''

Gugus Tugas Covid Bantah Thermal Gun Gunakan Sinar Laser, ''Aman Karena Gunakan  Inframerah''
Ahmad Yurianto

JAKARTA (RIAUSKY.COM)-  Pemerintah kembali mencatat kenaikan kasus pasien positif virus corona (COVID-19) di Indonesia. 

Hingga Selasa (21/7/2020) positif Covid-19 bertambah 1.655 pasien sehingga totalnya 89.869 orang.

Dari data tersebut, terdapat penambahan 1.489 pasien sembuh sehingga total menjadi 48.466 orang. Adapun kasus kematian bertambah 81 orang sehingga totalnya 4.320 orang.

Ada 469 kabupaten/kota di 34 Provinsi yang terdampak Covid-19. Adapun total suspect corona di RI menembus 44.003 orang

Sebelumnya, mantan Juru Bicara Khusus Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa penggunaan thermal gun sebagai alat ukur suhu tubuh manusia dipastikan aman.

Hal itu ditegaskan Yuri dalam keterangan pers di Media Center, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin (20/7).

"Alat thermal gun aman digunakan," jelas Yuri.

Secara ilmiah menurut Yuri, berbagai ahli sudah mengatakan bahwa thermal gun hanya mengukur suhu tubuh dengan pancaran radiasi sinar inframerah, yang setiap saat pasti akan dipantulkan oleh semua benda yang ada di sekitar.

"Hanya inframerah," jelas Yuri.

Dalam hal ini, Yuri juga memastikan bahwa thermal gun tidak menggunakan sinar laser dan tidak menggunakan sinar radioaktif semacam, x-ray.

"Bukan menggunakan laser atau radioaktif sinar X," kata Yuri.

Sebelumnya banyak masyarakat yang mempertanyakan informasi mengenai bahaya dan efek samping penggunaan thermal gun sebagai alat pengukur suhu tubuh, yang mana menurut sebuah sumber dapat merusak struktur otak manusia.

Berbagai referensi mengatakan, statement yang salah terkait thermal gun dapat merusak otak justru membahayakan semua orang dan dapat memicu kontraproduktif untuk mencegah agar penularan COVID-19 tidak terjadi.

Oleh sebab itu, Yuri yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI itu meminta agar masyarakat dapat menyikapi informasi itu dengan cara yang benar dan tidak terhasut dengan isu yang salah.

"Saudara-saudara, ikuti informasi ini dengan cara yang benar. Kesulitan ini tidak usah ditambah dengan berita-berita yang menyesatkan. Karena, ini akan membuat masyarakat semakin panik. Oleh karena itu, inilah yang harus kita jelaskan dan masyarakat agar, memakluminya," tutup Yuri.(R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index