Harga Kedelai Meroket, Produsen Tahu di Pekanbaru Kurangi Produksi

Harga Kedelai Meroket, Produsen Tahu di Pekanbaru Kurangi Produksi
Seorang produsen tahu di Kota Pekanbaru sedang mengolah bahan baku panganan berbahan baku kedelai.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)– Sudah Sepekan lebih harga kedelai tidak kunjung stabil. Jika sebelumnya harga kacang kedelai di kisaran Rp 7.000 perkilogram, terhitung sejak akhir Desember 2020 hingga memasuki tahun 2021 harga kedelai melonjak  menjadi Rp 9.000 perkilogram.

Dampaknya dirasakan oleh salah satu produsen tahu di kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau ini.

“Sejak harga kedelai naik kita putar otak, kalau biasanya saya jual 5 ribu isi 15 biji tahu, tapi sekarang 5 ribu isi 13 biji tahu” ungkap Anggi seorang produsen tahu pada kamis (07/01/2021)

Hal tersebut ia lakukan agar tidak mengalami kerugian dan tetap mendapatkan keuntungan.

Di sisi lain anggi memilih mempertahankan produksinya daripada mogok produksi karena khawatir akan berdampak lebih besar kepada pelanggan.

“Dalam kondisi kayak gini tidak mungkin kalau saya naikkan harganya. Kalau saya mogok produksi, langganan tahu banyak, kalau semua produsen pada mogok, kan jadi susah dapat tahu dipasaran” ujarnya.

Sebelum ada kenaikan, anggi bisa menghabiskan 3 kuintal kedelai setiap harinya

“Kita produksi lihat kondisi pasar juga, kalau pasar sepi otomatis tahu sisa, dan besoknya bikin dikurangin. Sebelumnya bisa menghabiskan 300 kilogram kedelai setiap harinya, tapi sekarang hanya mampu saya produksi 50% kedelai dari biasanya” tambahnya.

Ia berharap harga kedelai bisa kunjung stabil, agar sistem produksi dan penjualan bisa seperti semula. 

PEKANBARU – Sudah Sepekan lebih harga kedelai tidak kunjung stabil. Jika sebelumnya harga kacang kedelai di kisaran Rp 7.000 perkilogram, terhitung sejak akhir Desember 2020 hingga memasuki tahun 2021 harga kedelai melonjak  menjadi Rp 9.000 perkilogram.

Dampaknya dirasakan oleh salah satu produsen tahu di kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau ini.

“Sejak harga kedelai naik kita putar otak, kalau biasanya saya jual 5 ribu isi 15 biji tahu, tapi sekarang 5 ribu isi 13 biji tahu” ungkap Anggi seorang produsen tahu pada kamis (07/01/2021)

Hal tersebut ia lakukan agar tidak mengalami kerugian dan tetap mendapatkan keuntungan.

Di sisi lain anggi memilih mempertahankan produksinya daripada mogok produksi karena khawatir akan berdampak lebih besar kepada pelanggan.

“Dalam kondisi kayak gini tidak mungkin kalau saya naikkan harganya. Kalau saya mogok produksi, langganan tahu banyak, kalau semua produsen pada mogok, kan jadi susah dapat tahu dipasaran” ujarnya.

Sebelum ada kenaikan, anggi bisa menghabiskan 3 kuintal kedelai setiap harinya

“Kita produksi lihat kondisi pasar juga, kalau pasar sepi otomatis tahu sisa, dan besoknya bikin dikurangin. Sebelumnya bisa menghabiskan 300 kilogram kedelai setiap harinya, tapi sekarang hanya mampu saya produksi 50% kedelai dari biasanya” tambahnya.

Ia berharap harga kedelai bisa kunjung stabil, agar sistem produksi dan penjualan bisa seperti semula. (R)

 

Penulis: Ayu Maya Ratih 

Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Persada Bunda.

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index