Harga Vaksin Covid-19 Sangat Mahal dan Membebani, Erick Thohir: Tak Mungkin Kita Beli Vaksin Terus...

Harga Vaksin Covid-19 Sangat Mahal dan Membebani, Erick Thohir: Tak Mungkin Kita Beli Vaksin Terus...
Menteri BUMN Erick Thohir.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Erick Thohir mengatakan vaksin corona impor 'sangat mahal' dan 'membebani' pemerintah. 

Sebab itu dia berharap pada penggunaan vaksin merah putih buatan lokal untuk digunakan menanggulangi pandemi Covid-19 di dalam negeri.

Saat ini Indonesia sudah mulai melakukan vaksinasi ke tenaga kesehatan secara gratis menggunakan vaksin impor yang dibeli negara. 

Erick menjelaskan pemerintah tak bisa terus-terusan melakukan impor vaksin seperti itu.

"Ya nanti ke depannya vaksin merah putih, yang penting karena tidak mungkin kita beli vaksin terus, sangat mahal," kata Erick saat menyampaikan pemaparan dalam Seminar Konvensi Nasional Media Massa HPN 2021 yang digelar secara daring, Senin (8/2).

Erick menyoroti pembuatan vaksin merah putih yang dikatakan harus dipercepat namun dengan tetap menerapkan standarisasi dan protokol yang berlaku jika ingin segera didistribusi ke masyarakat. 

Saat ini pihaknya tengah bekerjasama dengan tujuh lembaga terkait dalam pembuatan vaksin merah putih.

Erick menjelaskan pemerintah terbebani pembelian vaksin impor, mengingat dana yang diserap ini tergolong besar. Pemerintah diakui Erick terbebani.

"Karena tentu dengan pengadaan vaksin sekarang cukup mahal, pemerintah sangat terbebani walaupun saya tahu tidak hanya pembelian vaksin yang sudah dibicarakan secara gratis, pemerintah juga melakukan hal lain yang sudah dilakukan seperti bansos, bantuan langsung tunai, dan lain-lain," kata dia.

Indonesia memang tengah mengkaji pembuatan vaksin covid-19. Meski begitu ada sejumlah tahapan yang harus dilalui agar vaksin merah putuh bisa disuntikan ke masyarakat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan vaksin merah putih harus melewati tiga tahapan sebelum akhirnya bisa diedarkan ke masyarakat. 

Tahapan pertama, riset dan pengembangan (R&D) hingga menghasilkan bibit vaksin.

Tahapan kedua, karakterisasi atau pembersihan bibit vaksin dan tahapan ketiga, filling (pengisian) dan finishing (penyelesaian) dengan mencampur sedikit cairan sehingga menjadi vaksin jadi dan siap edar. 
Targetnya bibit vaksin bisa diberikan ke Bio Farma pada pertengahan tahun ini.

"Seed vaksin ini rencana terakhir kali terinfo akan submit ke Biofarma di Juni, antara kuartal I atau kuartal II. Let's say ambil paling optimis tiga bulan proses karakterisasi ini, sehingga akan siap uji klinis di Juni 2021, " ujar Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR beberapa waktu lalu.(R03)

Sumber berita: cnnindonesia.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index