Pemko Pekanbaru Bahas Langkah Konkret Atasi Kenaikan Harga Bahan Kebutuhan Pokok

Pemko Pekanbaru Bahas Langkah Konkret Atasi Kenaikan Harga Bahan Kebutuhan Pokok
Asisten II Sekdako Pekanbaru Ingot AHmad Hutasuhud memimpin Rapat Koordinasi pengendalian harga pangan bersama jajaran dinas terkait di Tenayan, Selasa (20/2/2024)

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Pemerintah Kota Pekanbaru  menggelar rapat koordinasi terbatas dalam upaya mencari solusi  konkret terhadap permasalahan kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok yang terjadi beberapa hari terakhir.

Rapat dilaksanakan Selasa (20/2/2024) siang di ruang rapat Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru dipimpin Asisten II Sekdako Ingot Ahmad Hutasuhud dihadiri juga Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) H. Maisisco, Kadis Perindustrian Perdagangan Zulhelmi Arifin, Kepala Inspektorat Pekanbaru Iwan Simatupang, Sekretaris Dinas Pertanian, Kabid Anggaran BPKAD Yasin, Perwakilan Dinas Perhubungan, Direktur PD Sarana Pangan Madani (SPM) Ade Daulay dan beberapa pihak terkait.

Dalam rapat tersebut dibahas tentang kondisi terkini kenaikan harga.

Kepala Disperindag Pekanbaru Zulhelmi Arifin melaporkan harga sejumlah komoditas pangan kebutuhan pokok yang baik akhir-akhir ini, di antaranya cabai merah keriting, cabai hijau,bawang merah, ayam potong dan beras.

''Dapat kami laporkan kalau saat ini kamu melakukan pemantauan harga setiap hari,'' jelas Ami.

''Untuk cabai, bulan februari awal sampai 15 Februari, harga perkilogram cabai merah itu Rp50-55.000 per kilogram. Namun semenjak tanggal 16 Februari itu, harga langsung naik menjadi Rp80.000, di Pasar Simpang Baru sempat naik sampai Rp90.000, Pasar Dupa, Pasar Agussalim antara Rp80-Rp85.000 per kilogram,'' jelas Ami.

''Kami juga cek ke AKAP, ternyata untuk cabai Aceh, sampai Pekanbaru harganya sudah Rp64.000,'' kata dia.

''Harga ayam potong juga naik, dan untuk itu kami sudah bersurat ke PT Charoen Pokphan untuk melakukan pertemuan meminta agar kenaikan harga ayam yang sudah cukup lama naik untuk bisa dikendalikan sehingga harganya tidak terlalu mahal.

Ingot yang pada kesempatan itu memimpin rapat sempat menawarkan beberapa strategi dan solusi agar permasalahan kenaikan harga ini bisa dikendalikan sebagai bentuk kehadiran pemerintah Kota Pekanbaru dalam upaya mengantisipasi lonjakan yang lebih tinggi saat memasuki Ramadhan juga Idul Fitri yang tinggal beberapa ke depan.

Beberapa solusi yang sempat dibahas adalah berkaitan dengan memberikan subsidi tarif transportasi, membeli harga pangan di tingkat distributor, bisa juga melalaui operasi pasar maupun Gerakan Pangan Murah (GPM).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) H. Maisisco menjelaskan beberapa kondisi yang menjadi penyebab terjadinya kenaikan harga, salah satunya kendala gagal panen yang disebabkan kondisi cuaca ekstrem.

Maisisco pada kesempatan itu juga manawarkan sejumlah solusi, baik dalam jangka waktu pendek dan menangah.

Maisisco menjelaskan, pelaksanaan Gerakan Pangan Murah yang selama ini dilaksanakan Dinas Pangan bisa menjadi solusi untuk membuktikan kepada publik bahwa pemerintah hadir dalam upaya membantu meringankan masyarakat lewat intervensi yang bisa dilakukan.

Hanya saja, Maisisco menjelaskan, GPM tidak boleh diartikan bahwa pemerintah menekan harga pada tingkat petani.

''Tujuan kita adalah mengambil langkah untuk memastikan harga yang sampai kepada masyarakat masih bisa terjangkau dan komoditas yang dibutuhkan tersedia,'' jelas Maisisco.

Dinas Pangan sendiri, jelas Maisisco yang saat itu didampingi Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinal Husna menjelaskan, langkah pengendalian melalui GPM ini sudah dilakukan di 15 kecamatan di Pekanbaru pada tahun 2022 maupun 2023.

''Untuk tahun 2025 ini, kita punya alokasi untuk 30 kali pelaksanaan GPM,'' jelas Maisisco.

Maisisco juga menjelaskan pada GPM yang dilaksanakan Dinas Pangan, ada banyak komoditas yang dihadirkan, termasuk di antaranya beras, gula, minyak goreng, cabai merah, bawang, ayam, daging.

Maisisco menjelaskan, saat harga cabai melonjak hingga Rp80.000 beberapa bulan lalu, Dinas Pangan melalui GPM membantu stabilisasi harga dengan memberikan subsidi terhadap harga hingga di di beberapa kali GPM, harga cabai bisa di jual hingga Rp55.000 hingga Rp60.000 per kilogram.

Namun disini, Maisisco juga menjelaskan, langkah intervensi yang dilakukan pemerintah tetap harus mempertimbangkan aspek produksi oleh petani, termasuk imbas gagal panen disebabkan faktor cuaca dan iklim.

Manambahkan, Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Dinal Husna menjelaskan, salah satu langkah yang dilakukan untuk menurunkan harga adalah dengan Dinas Pangan memotong jalur distribusi pasokan dengan berbelanja langsung kepada petani di daerah penghasil.

Namun begitu, H. Maisisco menjelaskan kalau langkah yang penting juga dilakukan adalah dengan menguatkan produksi di sentra pertanian di Kota Pekanbaru.

Mengapa hal tersebut perlu diperhatikan, dijelaskan Maisisco tidak terlepas dari situasi dimana, sejauh ini, untuk pelaksanaan GPM, pasokan bahan pangan juga masih harus didatangkan dari luar Pekanbaru.

Dinas Ketahanan Pangan juga melakukan penguatan dengan memberdayakan kelompok wanita tani (KWT) untuk menanam di lahan pekarangan baik itu cabai, bawang, buah, juga sayuran.

Sementara itu, Kadis Perindag Zulhelmi Arifin menyebutkan pihaknya siap untuk melaksanakan GPM. Namun, dia mengakui sejauh ini, GPM yang dilaksanakan Disperindag hanya sebatas menyediakan beras, gula, minyak goreng.

Pada kesempatan itu, disepakati bersama bagaimana supaya pelaksanaan GPM lebih dimassifkan  dengan  pola sinergi dan menyentuh pada komoditas yang terimbas kenaikan harga.

Ingot juga tidak menutup kemungkinan pemerintah kota memberikan subsidi biaya transportasi. Namun, pada kesempatan itu dia mengharapkan subsidi itu dipelajari lebih detail oleh Dinas Perhubungan dan tim anggaran, sehingga dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada aturan yang berlaku.

Ini khususnya berlaku untuk komoditas pangan yang harus didatangkan dari luar daerah, seperti beras, cabai merah, cabai hijau dan  bawang.

Sementara itu, untuk menekan harga ayam yang kini menyentuh harga Rp32.000 per kilogram, dalam waktu dekat, dijadwalkan akan ada pertemuan antara Pemko dan produsen ayam, Charoen Pokphan.

Pada kesempatan itu, Dirut PD Pangan Madani, Ade Daulay menjelaskan, pihaknya siap untuk membantu untuk berkoordinasi dengan petani-petani di daerah penghasil untuk bisa memenuhi kebutuhan pasukan pangan baik itu cabai, bawang dan beras.

''Untuk cabai dan bawang, kita sudah coba komunikasi ke Tapanuli Selatan dan Tapanuhi Utara, pasokan ada. Hanya saja, diakui dia, saat ini di tingkat petani memang terjadi kenaikan harga. 

Begitu juga dengan beras, Ade menjelaskan kalau dalam waktu dekat, sentra beras Riau di Penyalai, Pelalawan juga segera memasuki masa panen raya, dan itu bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan beras di Pekanbaru.

Pemko juga akan melakukan penguatan koordinasi dengan Bulog untuk masalah ketersediaan beras, termasuk untuk mengupayakan penyediaan beras premium Bulog untuk beras derai.  (R04)


 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index