Dinilai Potensial, BI Dorong Pemprov Riau Kembangkan Wisata Berbasis Seni Budaya dan Industri Kreatif

Dinilai Potensial, BI Dorong Pemprov Riau Kembangkan Wisata Berbasis Seni Budaya dan Industri Kreatif
Kepala BI Riau Siti Astiyah

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Bank Indonesia (BI) Riau mengapresiasi perkembangan sektor pariwisata di Riau, meski belum maksimal, namun BI berkeyakinan potensinya cukup besar.

Hal ini disampaikan Kepala BI Riau, Siti Astiyah dalam sebuah pertemuan beberapa waktu lalu.

Siti menyebut, pariwisata Riau sejatinya punya potensi yang tak kalah dengan daerah lainnya, namun perlu digali pariwisata seperti apa yang cocok dikembangkan di bumi lancang kuning ini.

Ia pun tak ragu menyatakan kalau sektor pariwisata kini menjadi primadona baru bagi pembangunan daerah dan nasional termasuk juga di Riau. 

Khusus di Riau, Siti melihat perlu waktu untuk membangun sektor ini agar mampu berkonstribusi secara maksimal untuk menopang pertumbuhan ekonomi Riau.

"Yang perlu itu kita mesti tahu jenis pariwisata seperti apa yang pas dan potensial dengan daerah ini," katanya.

Siti menyebut setidaknya ada dua jenis pariwisata yang menurutnya punya potensi yang pas dikembangkan, yaitu wisata berbasis seni dan budaya serta industri kreatif.

Dengan kekhasan melayunya, Riau menurutnya sangat bisa menjual budaya sebagai daya tarik bagi wisatawan baik dalam dan luar negeri untuk mengunjungi Riau.

"Seni dana budaya melayu itu bisa dikembangkan, baik itu dalam bentuk iven atau yang lainnya, saya yakin ini menarik," ujarnya.

Selain itu, sektor industri kreatif juga bisa dikembangkan, ia membayangkan Riau punya industri seni layaknya hollywood di Amerika maupun Bollywood di India.

"Mungkin tak sebesar itu, namun dalam pikiran saya, Riau harusnya punya industri kreatif yang akan membuat Riau semakin dikenal dunia," harapnya.

Sebagai catatan, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kontribusi sektor pariwisata terus menunjukkan tren kenaikan yang positif. 

Sumbangan devisa maupun penyerapan tenaga kerja dalam sektor ini amat signifikan bagi devisa negara. Bahkan, diperkirakan pada 2019 sudah mengalahkan pemasukan devisa dari industri kelapa sawit (CPO).

Devisa dari sektor pariwisata pada 2016 sebesar US$ 13,568 miliar berada di posisi kedua setelah CPO US$ 15,965 miliar. Pada 2015, devisa dari sektor pariwisata sebesar US$ 12,225 miliar atau berada di posisi keempat di bawah Migas US$ 18,574 miliar, CPO US$ 16,427 miliar, dan batu bara US$ 14,717 miliar.

Perolehan devisa negara dari sektor pariwisata sejak tahun 2016 sudah mengalahkan pemasukan dari migas dan di bawah pemasukan dari CPO. 

Sementara itu, khsusus di Riau, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara meningkat pada tahun 2017, yakni mencapai 91.484 orang atau naik sekitar 48 persen dibandingkan 2016.

Jumlah 91.484 wisatawan mancanegara tersebut melebihi jumlah kunjungan pada tahun lalu yang tercatat mencapai 66.130 orang. Bahkan jumlah tersebut juga sudah melampaui target pada tahun ini yang mencapai 54.388 orang.

Jumlah wisatawan nusantara pada periode yang sama jumlahnya mencapai 5,76 juta orang. Adapun, target wisatawan nusantara ke Riau pada tahun ini mencapai 6,01 juta orang. Jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Riau pada tahun 2016 mencapai 5,82 juta orang. (R02)

Listrik Indonesia

#Bank Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index