Tagih Haknya Pada PT Andhika Permata Sawit, Ratusan Warga Datangi Kantor Perusahaan

Tagih Haknya Pada PT Andhika Permata Sawit, Ratusan Warga Datangi Kantor Perusahaan
Warga dan Mahasiswa bergerak menuju kantor PT Andhika Permata Sawit Testari.

BAGANSIAPIAPU (RIAUSKY.COM)-  Warga Kepenghuluan Putat Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir, Riau  yang menamakan dirinya Forum Masyarakat Peduli Putat (Formas- PP) Sabtu (11/11/2017) berunjuk rasa ke kantor utama PT.Andika Permata Sawit Lestari ( PT.APSL).

Mereka kecewa dan menuntut perusahaan mengembalikan lahan milik mereka yang saat ini dikuasai oleh perusahaan milik pengusaha asal Sumatera Utara itu.

Kedatangan ratusan warga yang didampingi oleh Mahasiswa ini dengan menggunakan kapal boat Pompong ingin berunjuk rasa atau menyampaikan orasi dihadapan pihak managemen perusahaan atas hak hak mereka yang selama ini tidak pernah direalisasikan oleh pihak PT.APSL sesuai dengan Perjanjian kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya.

Terlihat Massa setelah turun dari kapal boat pompong  hendak memasuki lokasi PT.APSL terdengar teriakan dari salah satu mahasiswa mengatakan ;"Saat ini kita akan merebut kembali hak kita yang dirampas perusahaan, kita akan berjuang terus untuk mengambil hak kita " ujar salah seorang mahasiswa dengan pengeras suara, " yang disambut massa dengan menyebut Takbir.

"Kami minta dengan tegas PT.APSL tidak lagi melakukan kegiatan disini,"   yang  disambut teriakan warga dengan mengatakan, ''Setuju!''

Informasi yang dirangkum bahwa PT.APSL milik Adi Suseno alias Anton warga Kerasaan (Sumut), mengelola perkebunan Kelapa Sawit seluas lebih kurang 12.000 hektare yang berada di dua Kabupaten Rohil dan Rohul ini kebal hukum, karena perusahaan ini mengolah lahan ribuan hektare tanpa mengantongi izin dari pemerintah daerah maupun  pusat.

Perusahaan selalu berdalih bahwa pihak PT.APSL hanya mitra atau bapak angkat dari  Kelompok Tani Maju Bersama ( KTB ) yang dibentuk oleh warga Putat sebelumnya sejak tahun 2009 dengan janji pengelolaan sistim bagi hasil 70 % bagi perusahan dan 30 % bagi warga. 

Namun faktanya warga tidak pernah menerima hasil pembagian itu. justru kehadiran PT.APSL didaerah itu menimbulkan keresahan warga dan merampas lahan kebun warga yang sudah dikelola.

Hanya saja, saat massa ingin masuk ke lokasi perkebunan.PT. APSL, puluhan sekuriti Perusahaan sudah berjaga jaga di perbatasan kebun untuk menghalau warga agar tidak masuk ke lokasi perkebunan. 

Hingga saat itu ketegangan dan nyaris bentrok hampir terjadi, tidak berapa lama pihak kepolisian Polres Rohil dan Polsek Tanah Putih tiba dilokasi hingga situasi dapat dikendalikan .

Pantauan dilokasi saat itu, Kapolsek Tanah Putih Kompol Sanusi SH didampingi oleh Kasat Intel polres Rohil AKP Pantun Banjarnahor menyampaikan kepada perwakilan warga , bahwa pihak Managemen PT.APSL tidak ada di tempat berhubung hari Sabtu libur, oleh karena itu   massa tidak dapat bertemu menyampaikan orasinya di depan kantor Utama PT.APSL yang berada di dalam lokasi perkebunan saat itu.

Akhirnya Kasat intel berjanji akan mengupayakan pihak PT.APSL akan menemui warga dalam waktu satu minggu kedepan .

Koordinator unjuk rasa, Komar dalam aksinya menyampaikan kepada pemerintah daerah hingga pusat dan penegak hukum agar dapat melihat penderitaan dan permasalahan lahan kami warga Putat yang dirampas pihak PT.APSL." teriaknya dihadapan massa.

Lanjutnya , jika pihak PT.APSL tidak dapat melakukan mediasi dengan kami , kami akan lanjutkan demo ini dengan massa yang lebih besar lagi , jika pihak perusahaan melalui body guard nya bisa merusak dan menganiaya warga , kami juga bisa lakukan itu " ujarnya dihadapan massa.

Sementara itu salah satu warga Maulana Saragih dkk yang memiliki lahan seluas 82 hektare kebun sawit yang dirusak dan tiga unit rumah yang dibakar oleh pihak PT. APSL menceritakan perjuangannya menuntut haknya, bahwa kejadian sejak tahun 2012 sudah pernah melaporkan hal ini kepada pihak polisi, DPRD , Gubernur Menteri, hingga Presiden RI. namun sampai sekarang tidak ada penyelesaian, " hanya ke Malaikat lah yang belum kami lapor " ujarnya dengan rasa kesal.

Pantauan riausky.com dilapangan saat itu, setelah pihak warga dan mahasiswa tidak dapat bertemu dengan pihak PT APSL.

Komar selaku koordinator  warga mengatakan kepada aparat kepolisian  akan datang kembali melakukan unjuk rasa sampai pihak manajemen bisa duduk bersama dengan masyarakat.

Pasca pemberitahuan itu,  akhirnya massa membubarkan diri dari lokasi  tanpa terjadi bentrok dan anarkis dilapangan diantara kedua belah pihak.(R15)

Listrik Indonesia

#Rokan Hilir Bagansiapiapi

Index

Berita Lainnya

Index