Wilmar Kecam Aksi Berbahaya yang Dilakukan Greenpeace di Lepas Pantai Spanyol

Wilmar Kecam Aksi Berbahaya yang Dilakukan Greenpeace di Lepas Pantai Spanyol
Perusahaan Sawit Wilmar Mengutuk Aksi Publisitas Berbahaya Greenpeace

JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Wilmar International (Wilmar) sangat kecewa terhadap Greenpeace yang masih mengedepankan aksi berbahaya di muka publik ketimbang kerjasama yang bersifat membangun dengan pemangku kepentingan di industri kelapa sawit, termasuk Wilmar. 

Aksi protes berbahaya yang dilakukan Greenpeace di atas kapal tanker di lepas pantai Spanyol menuju Rotterdam pada Sabtu, 17 November 2018 tidak hanya ditujukan kepada Wilmar, tetapi juga kepada seluruh industri minyak kelapa sawit. 

Aksi yang dilakukan di perairan internasional ini tidak hanya membahayakan kru kapal, tetapi juga para pelaku protes sendiri. Kapal tanker tersebut bukan milik Wilmar, dan hanya sebagian dari total kargo yang diangkut oleh kapal tersebut yang merupakan kargo milik Wilmar. 

Daslam rilis resminya yang diterima riausky.com, Wilmar mengatakan, dengan menyebut minyak kelapa sawit sebagai minyak “kotor”, Greenpeace telah mengabaikan fakta bahwa tidak ada komoditas pertanian lain yang mampu menyaingi kelapa sawit dalam perkembangan dan kontribusinya terhadap keberlanjutan, termasuk untuk pencegahan deforestasi. 

Greenpeace juga tidak mau mengakui bahwa minyak kelapa sawit merupakan komoditas minyak nabati yang paling produktif dan serbaguna di dunia, mampu memproduksi lima kali lebih banyak minyak nabati per hektar per tahun dibandingkan dengan minyak nabati lain yang paling produktif yakni rapeseed, dan mampu memproduksi sepuluh kali lipat lebih banyak minyak nabati per hektar per tahun jika dibandingkan dengan kedelai.

Kampanye negatif terhadap industri minyak sawit justru dapat mengakibatkan deforestasi yang lebih besar secara global melalui perluasan lahan komoditas sumber minyak nabati lainnya. 

Jika dilihat dari sisi sosial-ekonomi, minyak kelapa sawit telah berkontribusi pada pengentasan kemiskinan di negara berkembang dimana mereka ditanam melalui terciptanya lapangan kerja dan infrastruktur, seperti sekolah dan klinik bagi masyarakat di daerah pedalaman.

Wilmar telah berulang kali mengajak Greenpeace untuk bekerja sama dengan industri minyak sawit dalam mencari solusi pragmatis bagi berbagai tantangan yang masih dihadapi oleh industri kelapa sawit. 

Kami memiliki sikap yang terbuka dalam menyampaikan rencana aksi kami kedepan dengan Greenpeace. Meski demikian, kami masih melihat Greenpeace terus melakukan bullying dan menakut-nakuti, sementara mereka menolak melakukan tindakan yang bersifat membangun industri minyak kelapa sawit. 

Kami bertekad untuk meneruskan penguatan rencana kami yang diwujudkan dalam aksi yang dapat diadaptasi oleh industri. Jika semangat Greenpeace benar-benar murni untuk mewujudkan minyak kelapa sawit yang berkelanjutan, kami mendesak Greenpeace untuk bergabung dan mendukung industri dalam mengambil tindakan dan membuat perbedaaan yang nyata.

Sebagai salah satu pemain besar, Wilmar akan terus menjadi yang terdepan dalam keberlanjutan dan melakukan perannya dalam transformasi industri, termasuk bagi petani yang lebih rentan. 

Dampak terbesar dari aksi destruktif Greenpeace akan dirasakan oleh petani yang memasok 40 persen minyak kelapa sawit dunia. Seringkali kekurangan sumberdaya, petani menghadapi masalah dalam memenuhi standar keberlanjutan. Dengan berkampanye melawan minyak sawit, taktik Greenepace telah merugikan petani terutama saat harga minyak sawit dunia yang rendah.

Kami juga mendesak negara-negara produsen minyak sawit dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat untuk melakukan aksi kolaborasi bersama-sama, sehingga industri minyak sawit dapat menuju industri yang berkelanjutan. (Rls)

Listrik Indonesia

#Greenpeace-wilmar

Index

Berita Lainnya

Index