Sejak Ribuan Ikan Mati, Ratusan Nelayan di Pelalawan Memilih Tak 'Melaut'

Sejak Ribuan Ikan Mati, Ratusan Nelayan di Pelalawan Memilih Tak 'Melaut'

PANGKALAN KERINCI (RIAUSKY.COM) - Ratusan Nelayan di Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan serta warga di Kedesaan Pangkalan Terap, Kecamatan Teluk Meranti memilih tak melaut sejak matinya puluhan ribu ikan di peraian Kampar.  

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ratusan keluarga ini mengantungkan kemurahan rezeki dari Allah SWT. 

"Sejak satu pekan belakang, tangkapan ikan tak lagi ada, sehingga memaksa kami, para nelayan untuk tidak melaut.  Dengan tidak melaut,  maka sudah barang tentu penghasilan tidak ada lagi," ungkap Amad (40) nelayan tradisional asal Kedesaan Pelalawan. 

Kepada media ini, Sabtu (29 Desember 2018) ia menceritakan keluhan para nelayan tersebut. Lantas untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mereka mengantungkan kemurahan rezeki dari Allah SWT. 

"Yang jelas, untuk saat ini, para nelayan tak dapat berbuat banyak. Sebagian dari kami ada yang mengalihkan profesi sebagai pekerja harian di kebun-kebun milik warga tempatan," urainya menceritakan kondisi terkini para nelayan semenjak ada ribuan ikan di aliran sungai kampar tercemar yang diduga kuat dari hasil limbah kimia PT RAPP. 

Kendati dalam keadaan sulit, warga memilih tidak mengadukan apa yang mereka alami kepada pemerintah. Hal ini berpulang pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya dimana hal serupa juga pernah  terjadi. 

"Kejadian ikan mati bukan cerita baru buat kami. Hampir setiap saat hal itu terjadi. Dan disaat itu, kami melaporkan kepada pemerintah melalui instansi terkait. Namun hasilnya selalu tidak memuaskan, jawaban sudah bisa kami tebak bahwa ikan mati akibat kekurangan oksigen akibat tingkat keasaman air sungai kampar. Dan disisi lain perusahaan yang patut kami duga membuang limbah ke sungai tetap perkasa dengan berdalih dengan beribu alasan," tutupnya

Terkait pemberitaan adanya ribuan ikan mati milik warga Pelalawan, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) memberikan klarifikasi.

Dalam surat resmi yang diterima redaksi Riausky.com, Kamis, 27 Desember 2018, Djarot Handoko, Kepala Komunikasi Perusahaan PT RAPP menyampaikan pihaknya prihatin dengan penemuan beberapa ikan mati di sekitar desa Pelalawan dan Teluk Meranti di Sungai Kampar. 

Tapi adanya dugaan hal itu disebabkan oleh limbah dari PT RAPP, pihaknya membantah hal tersebut.  

"Namun, kita perlu menjelaskan bahwa sistem pengolahan limbah PTP dan Riau Andalan bekerja dengan baik dan sesuai dengan standar bahkan di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah," ujar Djarot dalam suratnya. 

Perusahaan juga secara teratur memeriksa ke lembaga independen dan bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup (DLH) untuk memantau kualitas air. (R02)

Listrik Indonesia

#RAPP

Index

Berita Lainnya

Index