Baru 5 Hari Menikah, Basar Akui Sempat Berhubungan Intim sebelum Istri Meninggal

Baru 5 Hari Menikah, Basar Akui Sempat Berhubungan Intim sebelum Istri Meninggal
Pertemuan Sito dan menantunya Basar. (Istimewa)

RIAUSKY.COM - Basar mengakui sempat berhubungan badan dengan istrinya, Jumatri sebelum wanita 23 tahun itu meninggal.

Jumatri adalah istri kedua Basar. Keduanya baru lima hari menikah sebelum Jumatri meninggal secara mendadak.

Basar membantah kemaluannya terlalu besar, sehingga menyebabkan istrinya keduanya, Jumatri meninggal dunia. Ia menyebut istrinya meninggal akibat penyakit.

“Jadi, istri saya (Jumatri) itu sudah tujuh tahun punya penyakit epilepsi. Itu saya ketahui dari keluarganya,” ungkapnya.

Ia mengaku menikah dengan Jumatri baru lima hari. Selama lima hari itu ia berhubungan intim dengan istrinya.

Saat terakhir berhubungan, istrinya tidak apa-apa dan dalam kondisi sehat. Setelah berhubungan, Basar kemudian pulang ke rumah istri pertamanya di Desa Sumberpoh.

“Baru paginya saya diberi kabar ayah mertua (Sito) bahwa istri saya meninggal. Saya kaget sebab saat malamnya kami berhubungan, dia tidak apa apa,” terangnya.

Akibat kejadian itu, Sito melaporkan Basar ke polisi. Warga Dusun Brukkan, Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur itu mengira kelamin menantunya terlalu besar sehingga menyebabkan anaknya meninggal.

Setelah dilakukan mediasi, Sito dan menantunya akhirnya berdamai. Sito mencabut laporannya di kepolisian setelah melihat langsung kemaluan menantuanya yang ternyata berukuran normal.

Sito mengaku bersalah dan termakan isu hoax yang menyebut kelamin menantunya terlalu besar sehingga menyebabkan anaknya meninggal.

“Saya minta maaf sebesar-besarnya. Beribu maaf dari saya. Saya anggap perkara ini tidak ada,” kata Sito.

Waka Polres Probolinggo Kompol Ali Rahmat menjelaskan, kabar yang menyebutkan bahwa alat kelamin Basar terlalu besar adalah hoaks alias tidak benar.

Menurutnya, korban meninggal akibat penyakit epilepsi, bukan lantaran kemaluan suami korban yang terlalu besar. Itu dibuktikan dengan adanya keterangan pihak medis.

“Jadi bukan karena itu (kelamin Basar terlalu besar). Itu kabar hoaks. Korban meninggal karena epilepsi,” katanya, sebagaimana dilansir dari Radar Bromo (Grup Jawa Pos/Pojoksatu.id), Kamis 28 Maret 2019.

Karenanya, ia meminta masyarakat untuk tidak terlalu membesar-besarkan terkait hal itu. Selain itu, perkara itu juga sudah diselesaikan dengan damai. “Itu hoaks. Tidak perlu dibesar-besarkan,” tandas Ali Rahmat. (R01)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index