Andai Gerindra Dapat Jatah Menteri, Surya Paloh: Kalau Jokowi Tak Butuh Nasdem Tak Apa

Andai Gerindra Dapat Jatah Menteri, Surya Paloh: Kalau Jokowi Tak Butuh Nasdem Tak Apa
Surya Paloh

RIAUSKY.COM - Akhirnya Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh angkat suara terkait jatah Menteri di kabinet kerja jilid 2. Surya Paloh tegaskan posisinya mengenai keberadaannya di koalisi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Salah satunya mengenai jatah kader-kadernya untuk ditempatkan di pemerintahan Jokowi pada periode kedua nantinya. Surya Paloh mengatakan, mengenai kursi Menteri dirinya tak pernah meminta-minta.

"Nasdem nggak pernah minta-minta. Saya harus katakan bahwa Nasdem nggak pernah minta-minta. Tergantung Pak Presiden saja. Dia perlukan Nasdem boleh, enggak diperlukan juga nggak apa-apa," tuturnya.

Hal itu Surya Paloh katakan saat ditemui awak media usai menghadiri pembukaan Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar, Kamis (8/8/2019).

Mengenai keberadaan koalisi partainya di pemerintahan Jokowi, Surya Paloh mengatakan sampai saat ini terjaga dengan baik. "Saya pikir sampai saat ini tetap terjaga secara baik ya. Seperti apa yang kalian pahamin dan seperti saya yakinin berjalan secara baik," tuturnya.

Suasana ini juga masih sama meski saat ini ada isu bahwa masuknya Partai Gerindra di tubuh pemerintahan Jokowi. Surya Paloh pun memberikan komentar komentar terkait diundanganya Ketua Umum Partai Gerindra di Kongres V PDIP.

Bagi Surya Paloh, undangan itu sangat bagus karena artinya dilakukan secara musyawarah mufakat. "Artinya musyawarah dan mufakat, adat istiadat, semangat kekeluargaan dapat dirasakan suasananya itu ada," kata dia.

Baginya hal itu tidak akan menyurutkan niat partainya untuk tetap berada di koalisi pemerintahan Presiden Jokowi selama lima tahun mendatang. Terlebih saat ini para elit politik telah semakin menujukkan kedewasaannya dalam berpolitik.

"Kita ini kan bukan berpolitik baru satu minggu. Ya kan sudah cukup lama. Dengan sistem demokrasi yang seperti ini kita sebetulnya harus bisa menyesuaikan sebuah proses yang bisa kita lalui bersama penuh dengan dinamika dialektika dan romantisme itu sendiri," tuturnya.

Menurutnya, diundanganya Prabowo Subianto dalam Kongres Jokowi menunjukkan suasana yang lebih mengukuhkan dalam membangun kesadaran bangsa sehingga bisa bergerak lebih baju.

"Kita memahami bukan hanya satu kelompok yang mampu. Diperlukan seluruh kelompok satu persamaan kesatuan pemikiran untuk memajikan bangsa ini," jelasnya.

"Sama masalah dimana posisi, dimana adanya partai pendukung pemerintah ada yang di luar pemerintah, saya pikir yang kita lihat adalah niatnya. Niatnya kalau memang kita kuat yang sama ingin bertanggung untuk maju mundurnya kepentingan bangsa kita. Kita harus hargain itu," paparnya. (R02)

Sumber: Tribunnews.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index