Irvandi Gustari, Anak Mantan Wali Kota Pekanbaru yang Sehari Hanya Tidur 2 Jam

Irvandi Gustari, Anak Mantan Wali Kota Pekanbaru yang Sehari Hanya Tidur 2 Jam
Dirut BRK, Irvandi Gustari

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Sosok Irvan Gustari,   di dunia perbankan bisa dibilang cemerlang. Meski baru sembilan bulan menjabat sebagai Direktur Utama Bank Riau Kepri (BRK), namun sebelumnya Ia sudah malang melintang pada sektor yang sama di Ibukota Republik Indonesia, Jakarta. Beberapa posisi strategis pernah dia emban, hingga akhirnya dia memutuskan  kembali untuk pulang ke kampung halaman, Pekanbaru . 

Seperti apa Irvandi Gustari, suka duka dan perjuangannya, terangkum dalam wawancara yang kami lakukan beberapa waktu lalu dengannya. 

Irvandi Gustari merupakan anak dari mantan Wali Kota Pekanbaru Periode 1981-1986, Ibrahim Arsyad. Ibunya adalah perempuan pertama di Riau yang menyandang gelar profesor di bidang hukum, Prof Hj Aswarni Adam, SH.
 
Ditemui di lantai 8 gedung baru BRK, Irvandi bercerita panjang lebar kenapa akhirnya ia mau menerima tawaran menjadi Direktur Utama (Dirut) di Kota Bertuah ini dan memilih tinggal bersama Ibunya. Berikut rangkuman wawancara ekslusifnya bersama riausky.com.
 
Bagaimana akhirnya anda mengambil keputusan untuk menerima tawaran posisi Dirut di BRK?
Semua ini saya lakukan demi Ibu saya. Mengapa saya bilang demikian, mungkin kita harus kembali ke beberapa waktu yang lalu. Saat masih di Jakarta, saya mendapat kabar bahwa Ayah saya meninggal, saya pun termangu dan berpikir panjang tentang apa yang selama ini saya cari di dunia. Saya akui, selama ini saya abai terhadap orang tua.
 
Abai dalam hal apa?
Dulu saya ini orangnya hanya sibuk bekerja dan mengejar karir. Saya memilih merantau jauh dari kampung halaman. Singkat cerita, saya tidak tahu bagaimana perkembangan orang tua. Ketika mengetahui bahwa Ayah saya meninggal, hati kecil saya terenyuh. Terlebih waktu saya ikut menguburkan jasad Ayah. Begitu saya membuka penutup kepalanya di liang lahat, di situlah saya berjanji, kejadian seperti ini tak boleh terulang terhadap Ibu saya."
 
Apa kesibukan anda selain di BRK?
Saat ini, saya juga tercatat sebagai dosen pascasarjana di Universitas Pancasila, Jakarta. Jumat malam saya balik ke Jakarta, karena keluarga di sana. Sabtu pagi saya assesor dan siangnya mengisi kelas di S3. Sabtu itu habis begitu saja sampai magrib. Saking sibuknya bolak-balik Pekanbaru-Jakarta, sehari saya hanya tidur dua jam saja.
 
Apa pencapaian terbesar dalam hidup anda?
Di usia yang relatif muda, yakni 30 tahun, saya sudah menjabat sebagai Vise President di Bank terkemuka di Jakarta. Waktu terjadi krisis moneter di tahun 2007, saya juga berhasil menyelamatkan posisi Bank tempat saya bekerja dari likuiditas.
 
Seperti apa tantangan di BRK?
Berbagai rumor serta iklim kerja harus bisa saya tangani, karena saya ingin BRK ini tumbuh menjadi bank yang besar di Indonesia. Konsekuensinya? Saya tentu harus kebal menghadapi berbagai isu dan tanggapan miring soal BRK, karena selama di Jakarta dulu saya sudah ditempa bahkan lebih keras dari ini. Saya tidak ingin abadi, yang saya inginkan adalah perubahan. Semoga saya bisa membawa perubahan yang besar.
 
Apa yang anda cari dalam hidup ?
Hidup memang tak melulu soal uang. Meski tak bisa dipungkiri, kita juga resah ketika tak memiliki uang. Satu hal yang terus saya cari dalam hidup adalah berkah. Saya ingin mendapat keberkahan dalam hidup. (R07)

 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index