Peringatan IDI, ''Amat Berisiko Libur Lebaran di Akhir Juli, Covid-19 Surut Bukan Berarti Sudah Hilang''

Peringatan IDI, ''Amat Berisiko Libur Lebaran di Akhir Juli, Covid-19 Surut Bukan Berarti Sudah Hilang''
Ketua Satgas Covid-19 IDI,Zubaeri Djoerban

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menanggapi opsi pergeseran cuti lebaran berbarengan dengan libur Idul Adha. 

Menurut IDI, pilihan ini cukup berisiko memperpanjang masa pendemi Covid-19 di Indonesia. 

Menurut Ketua Satgas Covid-19 IDI,Zubaeri Djoerban, dalam wawancara bersama Kompas Tv menyebutkan  jika tanggal cuti lebaran digeser ke akhir juli, bisa berpotensi mendorong mobilitas warga seperti mudik.

Padahal IDI memprediksi, bulan Juli, kasus Covid-19 masih belum surut.

Pilihan menggeser ke akhir tahun dinilai relatif lebih aman.

''Amat berisiko kalau kita menunda liburan lebaran  ini ke 31 Juli digabung dengan Idul Adha,'' kata Zubaeri Djoerban.

''Kita harus melihat dari hari ke hari, data kita, apa benar pada bulan Mei atau Juni  mencapai puncak. Kalau pun mencapai puncak setelah puncak bukan berarti sudah langsung  selesai. Artinya pelan-pelan makin turun,'' kata dia.

Artinya, kalau di puncak itu kita perhitungkan  95.000 sampai 106.000, maka bulan Juli baru mulai turun, jadi yang aman memang menyedihkan. Tapi saya pikir sampai akhir tahun baru bisa dikatakan mudik aman.  (R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index