Kekhawatiran Sandiaga Disampaikan pada Bamsoet, ''1/3 Masyarakat Menengah ke Bawah Kurangi Pengeluaran di Sisi Pangan''

Kekhawatiran Sandiaga Disampaikan pada Bamsoet, ''1/3 Masyarakat Menengah ke Bawah Kurangi Pengeluaran di Sisi Pangan''
Sandiaga Uno dan Bambang Soesatyo

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Pengusaha yang juga politisi Gerindra, Sandiaga Uno mengungkapkan data terbaru, bahwa saat ini, ada 1/3 dari masyarakat Indonesia yang mengurangi pengeluaran dari sisi pangan. 

Kondisi tersebut diungkapkan Sandi dalam diskusi 'NGOMPOL' bersama politisi Partai Golkar yang juga Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo yang diunggah melalaui akun Youtube 22 Oktober 2020 lalu.

Dalam dikusi tersebut, Sandi ditanyai tentang tanggapannya terkait kinerja dan kekompakan para menteri yang membuat presiden jengkel dan harusnya menjalankan visi presiden, bukan berjalan sendiri-sendiri. 

''Saya melihat bahwa ini mestinya kan periode kedua presiden.  Jadi dia pasti akan pasti fokus meninggalkan legasi yang baik,'' kata Sandi.

Karena itulah, lanjut Sandi, tentu saja,  para menteri yang terpilih harusnya bisa berkoordinasi seperti orkestrasi yang sinkron. Jadi tugas dari para menteri ini adalah memastikan bahwa semuanya harus masuk dalam satu kolaborasi musik,'' kata dia. 

Memang sebelum Covid, dikatakan sandi, pemerintah bisa gaspol. Bahkan dia memuji ada beberapa inisiatif yang menurutnya mengagumkan.  

Tapi pada Covid ini, lanjut dia, semua perlu beradaptasi, karena ini dalah tantangan yang maha dahsyat. Bukannya turun, justu ini tantangannya semakin tinggi. 

Sandi juga menyinggung bahwa 20 Oktober 2019 lalu, tepatnya setahun  lalu, Bambang Soesatyo memimpin inagurasi pelantikan Jokowi-Ma'ruf. 

''Nah, saya ingat banget, sidangnya mas yang pimpin, sidang inagurasi, kalau boleh saya beri catatan, tentunya nanti kita akan sampaikan kepada publik,'' kata dia.  

Sandi memulai dengan membahas penanganan masalah kesehatan, khususnya  Covid-19 

''Terutama dari sisi kesehatan. Paling tidak banyak yang bisa kita apresiasi tapi banyak juga yang bisa dikoreksi. Misalnya menurut saya, Kunci dari kita bisa menangani Pandemi ini adalah peningkatan 3T, testing, contact tracing dan tratmen. Disitulah kita dapat data.  Memang Disini perlu kolaborasi dari pemerintah, pengusaha juga masyarakat. Jangan sampai testing ini memberatkan masyarakat. Walaupun ya dirasakan sangat kunci untuk memetakan penularan,'' ungkap dia.

Kemudian, sandi juga mengungkapkan data terbaru, bahwa hasil survei terakhir, ada 1/3 masyarakat yang mulai mengurangi pengeluaran untuk sektor pangan.  

''Kalau dilihat dari survei terakhir, bahwa 1/3 masyarakat kita, terutama di kelas menengah menengah ke bawah, mulai mengurangi pengeluarannya.terutama di sisi pangan. Ini kan ada sesuatu yang cukup mengkhawatirkan. Terutama di sektor pangan,'' kata pria berkaca mata itu.

''Kita tidak ingin generasi kita ke depan  adalah generasi yang kekurangan asupan protein. Kita masih punya masalah dengan stunting,'' luasnya. 

Kemudian, Dari sisi pendidikan, sandi menjelaskan, ''Ini kan pembelajaran jarak jauh satu tantangan tersendiri. Kita belum pernah menghadapi satu distorsi yang luar biasa, satu distrubsi yang mengubah cara belajar mengajar yang sudah ratusan tahun seperti ini,'' ungkapnya.  

Dari ekonomi, untuk memulihkan ekonomi, kita harus fokus pada penciptaan lapangan kerja. Disinilah 97 persen kontributor dari lapangan kerja adalah UMKM. 

Bamsoet lantas menyinggung tentang strategi pemerintah untuk membantu UMKM ada 123 triliun. ''Bantuan untuk UMKM di antaranya 2,4 juta, sudah ada pengaruhnya belum?'' katanya Bamsoet. 

Sandi lantas menjelaskan, pihaknya  mengapresiasi program tersebut. Dikatakan dia,  Rp123 triliun itu cukup besar. 

''Tapi yang diperlukan oleh mereka kan cash, likuiditas, jadi bayangkan gini, mas, sekarang punya UKM lets say di bidang kuliner, usahanya tutup, punya utang, diberi kemudahan untuk merestitusi utang dan sebagainya. Tapi kalau tidak ada bantuan likuiditas?'' gugah dia. 

''Pada level usaha mikro, bantuan antara Rp 5-10 juta rupiah itu sudah besar sekali. Jadi mereka perlu itu untuk membangkitkan kembali. Sekarang kan kembali menggeliat,'' ungkapnya lagi. 

''Tapi karena usahanya mereka berhenti, 47 persen dari mereka kan berhenti mas, itu data survei ADB terakhir. Jadi mereka perlu bantuan modal kerja, jadi itu yang perlu didorong. Selain yang 2,4 harus diperluas, selain keringanan- keringanan juga harus dibantu likuiditas,'' ungkapnya. 

Sandi juga mengungkapkan kalau saat ini, dia sedang mendorong satu program bernama KAPERA atau Kredit Pemulihan Ekonomi Rakyat yang salah satunya mendorong UMKM bangkit kembali. (R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index