Perjuangkan Tengku Buwang Asmara Sebagai Pahlawan Nasional, Bupati Siak Konsultasi ke ANRI

Perjuangkan Tengku Buwang Asmara Sebagai Pahlawan Nasional, Bupati Siak Konsultasi ke ANRI
Bupati Siak Alfedri salam Covid-19 dengan Kepala ANRI Jakarta Imam Gunarto.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Melengkapi dokumen dan arsip yang mendukung pada upaya pengusulan sultan ke II Mahmud Abdul Jalil Muzaffarsyah atau Tengku Buwang Asmara sebagai pahlawan nasional, Pemkab Siak melakukan pendalaman ke sejumlah sumber-sumber arsip dan sejarah.

Salah satunya dilakukan penelusuran arsip dan sejarah serta  melakukan konsultasi ke Kantor Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Republik Indonesia di Jakarta. 

Bupati Siak Alfedri langsung turun melakukan koordinasi dan membangun komunikasi dengan ANRI Jakarta.

Bupati turun bersama Kadis Sosial Siak wan idris dan kepala dinas perpustakaan dan arsip kabupaten Siak M Arifin.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati SIak Alfedri  diterima langsung oleh  Kepala ANRI, Imam Gunarto, Plt. Deputi Bidang Konservasi Arsip, Multi Siswati dan Koordinator Kelompok Substansi Layanan Arsip Statis dan Pusat Studi Arsip, Retno Wulandari, Kamis (04/11/2021) kemarin.

“Alhamdulillah hari ini kami ke Lembaga Arsip Nasional meminta untuk mencari kelengkapan kearsipan terkait perang guntung yang dipimpin oleh sultan ke II Mahmud Abdul Jalil Muzaffarsyah atau Tengku Buwang Asmara yang menyatakan tulisan atau stedmen perlawanan terhadap penjajah belanda pada saat itu.” ungkap Bupati Alfedri.

Alfedri mengungkapkan harapan besar untuk bisa mendapatkan lebih banyak lagi arsip dan dokumentasi bersejarah yang akan memperkuat usulan dari pemerintah Kabupaten Siak khususnya untuk menjadikan sultan ke II Mahmud Abdul Jalil Muzaffarsyah atau Tengku Buwang Asmara sebagai pahlawan nasional.

Bupati Alfedri  berharap dengan dukungan dan bantuan dari ANRI akan  dapat melengkapi lebih banyak lagi dokumentasi sejarah sebagai syarat kelengkapan untuk diajukannya sultan ke II Mahmud Abdul Jalil Muzaffarsyah atau Tengku Buwang Asmara untuk diajukan menjadi pahlawan nasional nantinya.

Dalam kesempatan tersebut,  Plt. Deputi Bidang Konservasi Arsip, Multi Siswati mengatakan untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang arsip yang berkaitan dengan tengku Buang Asmara memang membutuhkan kecermatan dan ketelitian.

Hal tersebut mengingat terbatasnya kearsipan yang tersedia. Karena itulah, harus lebih banyak membaca dan membutuhkan waktu karena perannya terjadi  semasa VOC dan tulisan yang ada tentunya masih berasal dari zaman kolonial Belanda. 

“Disamping itu, sebut dia, penting untuk dilakukan  riset dan register  peristiwa yang terjadi  pada tanggal dan tahunnya. Karena nama berbeda di arsip juga berbeda dan bahasanya juga bahasa Belanda kuno jadi butuh orang tertentu untuk mentranslitnya.” ujar Multi siswati.

Ditambahnya lagi biasanya kalau sudah perlawanan melawan Belanda biasanya dicatat khusus  oleh Belanda. Karena itulah, lanjut dia, kuncinya adalah membaca berdasarkan tahun pristiwa perjuangan, khususnya yang berkaitan dengan Perang Guntung.(Advertorial Pemkab Siak)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index