Ahli IT Lulusan Teknik Informatika ITB Jelaskan Kesalahan Sirekap Bukan Bentuk Kecurangan, Tapi...

Ahli IT Lulusan Teknik Informatika ITB Jelaskan Kesalahan Sirekap Bukan Bentuk Kecurangan, Tapi...
Deddy Syafwan

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Ahli Informatika lulusan ITB, Deddy Syafwan menyebutkan kalau kesalahan data yang terjadi pada aplikasi Sirekap KPU bukan dikarenakan tindakan kecurangan.

Kesalahan terjadi terhadap data ratusan ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang di upload melalui Sirekap murni adalah faktor teknologi yang digunakan KPU.

Hal tersebut diungkapkan Deddy Syafwan menyikapi polemik pembahasan tentang data Sirekap KPU beberapa waktu belakangan.

Dijelaskan Deddy, kesalahan tersebut bermula dari ketidaksiapan KPU untuk memastikan teknologi untuk kualitas foto yang dikirimkan oleh petugas  yang mampu terbaca secara benar oleh sirekap.

''Kan faktanya tidak semua kamera yang digunakan petugas di daerah  untuk mengirimkan data Form C1 itu bagus. Banyak kamera handphone yang digunakan itu kualitasnya jelek, sehingga begitu diolah menggunakan teknologi OCR atau OMR banyak yang tidak terbaca dengan benar datanya,'' Jelas Deddy.

''Jadi sumber masalahnya memang murni di sirekap.Sehingga angka-angka jumlah suara Pilpres jadi berbeda-beda antara hasil foto dengan angka-angka yang ter-entry,'' imbuh dia lagi.

Deddy sendiri memperkirakan jumlah kesalahan data tersebut tidak hanya terjadi pada puluhan ribu TPS sebagaimana yang telah dilakukan perbaikan oleh KPU beberapa waktu terakhir, namun diperkirakan mencapai ratusan ribu  TPS.

Harusnya, lanjut dia, KPU sudah bisa mengantisipasi permasalahan ini dari jauh-jauh hari.

'' KPU sudah  pernah menggunakan teknologi OCR pada Pemilu tahun 2009 dan 50% gagal,'' papar dia lagi.

OMR sendiri, dijelaskan Deddy, merupakan  teknologi optical Mark reader pembacaan berkas berdasarkan penanda.

teknologi ini biasa dilakukan di ujian pilihan ganda di sekolah, UTBK, ujian ujian lainnya. Tapi semua ujian tersebut biasanya menggunakan scanner khusus dengan men-scan lagsung berkasnya dan dipusatkan di satu lokasi sehingga hasilnya selalu benar

Seharusnya, jelas Deddy,  KPU sejak awal telah mensyaratkan kamera HP yang sesuai untuk digunakan memfoto C1 hasil. Karena adanya penggunaan sistem OCR OMR di aplikasi sirekap.

Deddy menawarkan karena saat ini proses sedang berjalan, sebaiknya  sirekap mematikan menu OCR OMR-nya dan dilakukan entry secara manual oleh operator di pusat. Meski akan memakan waktu lebih lama, tapi menurut dia, data yang akan diperoleh lebih clean dan clear.

''Atau bila tidak, agar tidak berkepanjangan permasalahan,  sebaiknya di stop saja aplikasi sirekap. Agar semuanya fokus ke proses perhitungan secara manual berjenjang,'' kata dia.(R02)

 

 

 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index