Kent Worth Kecewa Berat, Rumah Dirusak, Keluarga Diancam Preman, Babinkamtibmas Malah Diam

Kent Worth Kecewa Berat, Rumah Dirusak, Keluarga Diancam Preman, Babinkamtibmas Malah Diam
Surat laporan korban ke polisi
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Kent Worth Simare Mare, warga Jalan Air Hitam Kelurahan Sungai Sibam Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru, tak menyangka rumahnya bakal serang oleh sekelompok orang yang merupakan tetangganya sendiri. 
 
Rumah miliknya yang terbuat dari kayu itu, akhirnya jebol dan tak mampu melindungi tiga orang anak Kent yang berada di dalam dengan rasa penuh ketakutan. 
 
Kepada wartawan, Kent mengungkapkan, penyerangan terjadi saat Ia dan istrinya membawa anak bungsunya berobat. Sepulangnya ke rumah, Ia kaget mendapati rumahnya dikerumuni sekelompok orang dengan membawa senjata tajam dan benda tumpul. 
 
Ia mencoba melindungi anaknya di rumah miliknya yang didirikan di atas tanah yang telah disewanya sejak tahun 2012 itu.
 
“Bakar...!!! Bakar..!!!, itu kata mereka (pelaku, red) malam itu sambil merusak rumah saya dengan beringas. Ada sekitar tujuh orang. Saya coba menghalangi, namun tak berdaya,” ungkap Kent usai menanyakan perkembangan laporannya terkait kejadian itu di Maposek Payung Sekaki, Sabtu (22/04/17). Ia didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Tuah Negeri Nusantara.
 
Saat itu, lanjutnya, banyak orang menyaksikan termasuk anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) Brigadir DS. 
 
Ia sempat mengadu ke Brigadir DS, namun sepertinya sia-sia. DS tak bergeming tanpa mencoba melerai. Aksi teror dan pengrusakan rumah itu tetap berlanjut. Papan dinding rumah dijebol paksa, pintu dirusak, dan perabotan rumah dihancurkan.
 
Tak seorang pun menghentikan kejadian itu termasuk Polisi. Anak-anaknya, hanya bisa terdiam ketakutan dan menangis bahkan sempat diancam akan dibunuh oleh salah satu pelaku. 
 
“Hingga hari ini, anak-anak saya trauma dan takut mendengar nama pelaku dan takut untuk tinggal di rumah,” kata Kent.
 
Wakil Ketua LBH Tuah Negeri Nusantara Dedi Harianto SH menjelaskan, pihaknya menerima pengaduan dan mendampingi korban lantaran laporan korban tak kunjung diproses Polisi.
 
“Usai kejadian, malam itu juga, Kent mendatangi Mapolsek Payung Sekaki, namun laporannya ditolak. Korban mengaku pihak Polsek justru mengancam agar tak sembarang membuat laporan. Padahal, dia ini adalah korban,” kata Dedi.
 
Akhirnya dengan sedih dan hampa, Kent pulang. Keesokan harinya, lanjut Dedi, korban mencoba melapor. Namun, lagi-lagi tak ditanggapi. Hari ketiga, baru laporannya diterima. 
 
Namun, ternyata hal isapan jempol. Laporan tak kunjung diproses bahkan petugas taj mendatangi TKP untuk mengambil barang bukti. Akhirnya Kent meminta bantuan hukum ke LBH Tuah Negeri Nusantara pada tanggal 20 April 2017.
 
“Hari ini kita bersyukur. Proses hukum atas laporan Kent Worth yang rumahnya dirusak dan anaknya diteror. Setelah kami dampingi tadi, baru laporannya diproses. Dia baru selesai di BAP,” lanjut Dedi didampingi sejumlah advokat dari LBH Tuah Negeri Nusantara Suardi SH dan Iman Putmana SH MH.
 
Kerusakan terhadap rumah Ken Worth, kata Dedi, belum diperbaiki sehingga bukti pengrusakan masih dapat dilihat. Hal ini juga diperlihatkan ke Kepolisian. Pasalnya, hingga hari ini Kepolisian belum melakukan olah TKP.
 
“Kita tunggu apakah petugas ke TKP dan tadi saat diperiksa kita lampirkan foto-foto pengrusakannya, ” imbuh Dedi.
 
Dedi meminta Kapolsek segera perintahkan anggotanya untuk tangkap para pelaku. Identitas pelaku sudah diketahui dan jelas. “Kan ada Babinkamtibmas yang menyaksikan. Mungkin kah Polisi itu berkilah,” tegasnya.
 
Terkait anak-anak korban, LBH juga akan melaporkan kasus ini Komisi Perlindungan Anak Idonesia (KPAI).
 
Dedi juga menegaskan akan melaporkan tindakan oknum Babinkamtibmas yang membiarkan peristiwa itu terjadi dan ada beberapa upaya hukum lainnya yang akan kita lakukan.
 
“Yang jelas proses ini akan terus kita kawal, agar semua pihak dapat mempertanggungjawabkan tindakannya,” tegas Dedi.
 
Diungkapkan Dedi, pihaknya sudah mengetahui pemicu masalah ini. Bahkan, adik Kent bernama Rolan sudah ditahan terkait aksi perkelahian terhadap keluarga para penyerang rumahnya.
 
Roland, lanjut Dedi, sudah diproses secara hukum dan Kent sangat menghormati dan tak mencampuri proses hukum. 
 
“Tapi, kok Babinkamtibmas malah membiarkan aksi teror dan tindak pidana pengrusakan apalagi di depan anak kecil? Kita minta Polisi adil dan tangkap para pelaku,” tutup Dedi. (R02/Rec)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index