BI Riau Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi Riau Hingga 8-10 Persen Tak Realistis

BI Riau Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi Riau Hingga 8-10 Persen Tak Realistis
Kepala BI Riau, Siti Astiyah

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Kepala Bank Indonesia (BI) Riau Siti Astiyah menegaskan kalau tak realistis ada pihak yang mengatakan jika pertumbuhan ekonomi Riau bisa digenjot hingga 8 persen bahkan 10 persen.

Hal ini diungkapkannya saat menjawab Riausky.com terkait dengan adanya pihak yang menyebut kalau ekonomi Riau bisa tumbuh hingga 8-10 persen, Kamis (8/3/2018) di kantornya.

Namun Siti Astiyah bisa memahami hal itu karena diungkapkan saat kampanye Pilgubri 2018, namun faktanya hal itu sangat tidak realistis jika melihat kondisi Riau saat ini.

Bahkan katanya, BI Riau sendiri hanya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Riau tahun ini di angka 2,75-3,25 persen. Itu pun dengan sejumlah catatan yang harus dilakukan untuk mencapai angka itu.

Diakuinya, memang dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Riau terus menurun, tapi hal itu tidak terlepas dari semakin menurunnya kontribusi sektor migas, perkebunan kelapa sawit dan lainnya.

Disisi lain, ia juga mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Pemprov Riau untuk mendongkrak kembali ekonomi Riau, tidak mudah, tapi pelan-pelan menurutnya hal itu akan bisa dilakukan.

Sebelumnya ia juga menyebut kalau indikasi perbaikan perekonomian Riau masih akan cukup kuat. Berdasarkan indikator terkini, indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks keyakinan ekonomi (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK) menunjukkan peningkatan, volume ekspor CPO dan pulp, stabilnya nilai tukar rupiah, perkiraan investasi, produksi dan konsumsi listrik PLN, perbaikan harga minyak, kenaikan harga komoditas CPO dan karet lokal maupun global, permintaan domestik dan ekspor, kenaikan upah minimun tahunan dan lainnya.

"Dari sisi penawaran, kinerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tahun ini diperkirakan relatif meningkat. GAPKI menyatakan produksi kelapa sawit bisa tumbuh 3 persen, angka ini merupakan rata-rata pertumbuhan sawit mulai 2015-2020. Begitu juga dengan industri olahan," terangnya.

Sementara itu dari sektor pertambangan dan penggalian migas katanya masih cenderung akan terjadi tren penurunan, produksi bisa turun mencapai 8-12 persen.

"Kalau sektor konstruksi menunjukkan peningkatan, adanya proyek tol Pekanbaru-Kandis-Dumai sepanjang 135 Km akan mendukung sektor ini, ditambah beberapa proyek lain seperti pembangunan jalur kereta api Jambi-Pekanbaru, Pekanbaru-Bangkinang-Payakumbuh-Bukittinggi sepanjang 185 Km," jelas Siti.

Dan terakhir di sektor perdagangan besar dan eceran yang juga diperkirakan akan mengalami peningkatan karena dipengaruhi daya beli masyarakat yang semakin membaik.

Meski demikian, Siti mengingatkan kalau ada risiko yang berpotensi membawa pertumbuhan ekonomi Riau menyentuh batas bawah proyeksi, hal ini terkait dengan kondisi sumur minyak yang tidak lagi produktif, regulasi dan periziinan di sektor tambang, dampak el nino dan la nian di sektor pertanian dan perkebunan dan juga masalah RTRW yang akan bisa menghambat sejumlah proyek strategis. (R02)

Listrik Indonesia

#Bank Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index