Jadi Korban Salah Tangkap Polisi: Lucky: Saya Diperlakukan Seperti Teroris

Jadi Korban Salah Tangkap Polisi: Lucky: Saya Diperlakukan Seperti Teroris
Ilustrasi

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Lucky Achadi (34 tahun) warga yang tinggal di Blok I Nomor 21, Komplek Perumahan Kuantan Regency di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, menjadi korban salah tangkap oleh Satuan Reserse (Satres) Narkoba Polresta Pekanbaru.

 
Kepada awak media, Jum'at (12/2), Lucky menceritakan kronologisnya bermula saat mobil Mitsubushi Mirage berwarna putih yang dikendarainya Kamis (11/02) malam sekitar pukul 19.00 WIB, dihentikan oleh dua orang berpakaian preman yang mengendarai sepeda motor.
 
“Tepat di dekat sebuah Vihara (tempat ibadah umat Buddha) di komplek itu, mobil yang saya bawa dihentikan oleh dua orang berpakaian preman. Di depan mobil saya ada juga mobil membentuk palang,” kata Lucky.
 
Dua orang dari luar kaca mobilnya mengetok kaca mobil yang dikendarainya. Nada keras keluar dari rombongan orang yang berpakaian preman tersebut sambil menodongkan senjata ke arah kaca mobilnya.
 
“Woii keluar kau, keluar,” ucapnya menirukan perkataan orang yang menyergap tersebut.
 
Lucky yang menyadari bahwa dirinya sudah dibuntuti sejak awal, merasa kaget dan ketakukan. Dia berpikir bahwa dirinya menjadi korban perampokan.
 
“Ada apa, pak?,” tanya Lucky keluar dari mobilnya ke pengemudi sepeda motor. “Diam kau!,” jawab pria itu sambil tetap menodongkan senjata ke arahnya.
 
Tidak hanya itu, Lucky juga mendapat perlakuan buruk dari sejumlah pria lainnya saat turun dari mobil yang tadi menghalanginya. Pria tersebut, langsung menggeledah tubuh dan mobil Lucky, ternyata menyadari yang membentak dan menodongkan sejata kepada dirinya merupakan Polisi, bukan perampok.
 
“Saya disergap dan tak menyangka diperlakukan seperti penjahat. Saya disuruh tiarap diatas jalan. Bahkan, kaki saya pun terluka akibat diinjak-injak salah seorang polisi itu,” terangnya mengeluh.
 
"Celana Jeans saya sampe robek. Saya sangat ketakutan sekali," tutur ‎Lucky. 
 
Usai digeledah, Lucky pun diborgol lalu digiring ke sebuah rumah masih di kawasan komplek perumahan itu. Peristiwa penangkapan Lucky itu, disaksikan oleh warga sekitar yang berkerumun.
 
“Saya dibawa ke rumah lain. Ternyata, mereka baru menangkap seorang pengedar narkoba. Dan mereka (Polisi, red) pikir saya salah satu dari komplotan pengedar. Saya ‎langsung dikonfrontir dengan pengedar itu,” ujarnya.
 
Saat dikonfrontir, kepada Polisi, pengedar narkoba itu mengaku tak mengenal Lucky. Drama penangkapan Lucky berakhir. Ia telah menjadi korban salah tangkap oleh Satuan Reserse (Satres) Narkoba Polresta Pekanbaru. Borgolnya akhirnya dilepas.
 
Penangkapan itu dipimpin oleh Kasat (Kepala Satuan) Narkoba Kompol Iwan Lesmana dan Kanit (Kepala Unit) Adi Santoso.
 
Menyadari telah salah tangkap, malam itu juga‎, Kompol Iwan membawa Lucky ke Rumah Sakit Bhayangkara Jalan Kartini untuk menjalani perawatan luka di kaki akibat aksi polisi saat penangkapan itu.
 
“Dia (Kompol Iwan) minta maaf dan minta supaya saya tak melaporkan kejadian itu ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) dan Inspektorat Pengawasan Daerah (Itwasda) Polda Riau. Namun, saya menolak. Sebab, saya tak terima diperlakukan seperti kriminal bahkan kayak teroris,” tuturnya.
 
Menurutnya, selain luka fisik dan mentalnya terganggu, warga sekitar yang menyaksikan kejadian itu pasti akan berprasangka buruk pada dirinya. “Nama baik saya jadi rusak. Warga pasti nuduh saya penjahat. Ini harus dipulihkan,” urainya.
 
Tak sampai disitu, hari ini (Jumat), dua orang mewakili Kompol Iwan datang kembali ke rumahnya memohon agar dirinya tak melaporkan kejadian itu. Lucky pun akhirnya mengalah.
 
“Saya pun janji takkan melaporkan. Tapi, saya minta Kompol Iwan harus pulihkan nama saya di Komplek ini. Dan, saya akan ceritakan semua kejadian itu ke media agar masyarakat tahu apakah prosedur penangkapan tak menghargai Hak Asasi seperti ini,” tutupnya. (R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index