GAK NYESAL DAN TERANCAM HUKUMAN MATI, Ini Kata Algojo Pemenggal Kepala Nenek Intan

GAK NYESAL DAN TERANCAM HUKUMAN MATI, Ini Kata Algojo Pemenggal Kepala Nenek Intan
Tersangka pelaku saat dibawa ke Mapolres Rohul.Foto: spiritriau

PASIRPANGARAIAN (RIAUSKY.COM)– Ris (19) hanya bisa tertunduk lesu. Dia lebih banyak terdiam sembari menahan rasa sakit akibat tembakan peluru aparat saat penangkapan, Kamis, 6 Mei 2016 malam lalu.

 
Dia pun juga semakin terpuruk, karena, akibat tindakan biadabnya, memenggal kepala Nenek Intan (60), warga RT 01/ RW 02 dusun Bukit Raya, desa Pematang Tebih, kecamatan Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu, Selasa, 3 April 2016, kini dia terancam hukuman mati.
 
"Saat ini kita kenakan pelaku dengan pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati," tegas Kapolres Rohul, AKBP Pitoyo Agung Yuwono SIK melalui Kasat Reskrimnya, AKP Muhammad Wirawan Novianto.
 
Tindakan yang dilakukan oleh Ris, yang tak lain cucu angkat  (bukan anak angkat,red) dari Nenek Intan tergolong sadis. Dia memenggal kepala sang nenek dengan menggunakan sebilah parang tebas saat sedang terduduk di halaman rumahnya.
 
Penyebabnya sederhana, sang nenek marah, karena Ris dibilang kedapatan mencuri tabung gas elpiji dari rumah salah seorang kerabatnya. Dengan menggunakan parang tebas yang sangat tajam, Ris memenggal kepala sang ibu dari belakang yang membuat wanita yang menyayanginya tersebut langsung tewas bersimbah darah dengan posisi kepala langsung tergeletak di pangkuan sang ibu.  
 
Kepada awak media usai konfrensi pers di Mapolres Rokan Hulu, Jumat, 6 April 2016, Ris mengakui kesalahan yang dia lakukan. Dikatakan, dia memenggal leher korban karena sakit hati telah dituduh mencuri tabung LPG 3 kilo. 
 
''Saya tak ada mencuri tabung gas 3 kilo itu, makanya saya marah. Saya tidak terima dimaki-maki dengan kata-kata kotor,'' papar dia dengan nada kecewa.
 
''Saya marah ketika dikatakan maling. Karena itulah, saya langsung pergi dengan hati penuh marah,''lanjut Ris.
 
Rencana menebas leher sang ibu pun muncul setelah dia melihat parang tebas milik ayah angkatnya, Binsar yang baru selesai diasah. Parang tersebut sangat tajam dan itulah yang kemudian digunakan untuk memenggal kepala korban.
 
Sebelum melakukan perbuatan biadabnya pada siang hari, Ris mengaku kalau dia sudah datang pada pagi hari dengan iat untuk membunuh sang nenek. Namun, keinginannya tidak terlaksana karena saat itu sang nenek sedang tidak berada di rumah. 
 
Kesempatan untuk melepaskan amarahnya didapati ketika melihat korban yang juga ibunya tersebut sedang duduk di kursi hijau. Tanpa melihat, dia langsung mengarahkan parang panjang itu dan tepat memutus leher sang ibu hanya dalam satu kali tebasan saja. 
 
Darah pun muncrat dari leher yang terputus, sementara kepala sang nenek lepas dan jatuh tepat di pangkuannya. Peristiwa tersebut terlihat oleh cucu Nenek intan yang kemudian merasa ketakutan dan ngeri melihat sang nenek tewas dengan cara mengenaskan.
 
"Dari pagi, memang sudah bawa parang kian saya datang pertama pak. Entah kenapa, saya memang sadar, tapi setelah melihat nenek tadi, emosi saya meluap, sehingga yang tidak saya inginkan terjadi pun terjadi," jelas Rismin tanpa ada penyesalan.
 
 
Dilanjutkan dia, selepas membunuh sang ibu dengan menebas lehernya hingga putus, Ris mengaku kalau dia masih berada di sekitaran tempat tinggalnya, Dia hanya mencari tempat yang aman di daerah perkebunan Lintam milik PT SAI. 
 
''Sorenya saya menyeberang jalan lintas ke Kubu Pauh,'' imbuh dia. 
 
Selama pelarian, Rismin mengakui tidak segan dan malu kepada orang yang ditemui. Dia berterus terang meminta makanan, sekedar untuk mengisi perutnya.
 
Pemuda asal Tebing Tinggi Sumatera Utara ini mengakui bahwa dirinya sudah ikut dan tinggal bersama Binzar dan Yusmita (anak sulung korban) sejak 2012 silam. Namun, hubungannya dengan korban tidak begitu akrab.
 
Dalam kesempatan tersebut, Ris juga menjelaskan kalau ibu angkatnya bukanlah Nenek Intan, melainkan anak dari sang nenek, Yuswita (46). 
 
Namun begitu, dijelaskan Ris, kalau meski dia dianggap anak angkat, namun, korban tak pernah beranggapan kalau pelaku adalah anak angkatnya. ''Ibu angkat saya memang anak beliau, tapi, saya tak pernah dianggap sebagai cucu angkat,'' imbuhnya. (R01)

Listrik Indonesia

#Leher nenek di penggal

Index

Berita Lainnya

Index