SBY 'Turun Gunung', Suara Jokowi Terancam Makin Tergerus

SBY 'Turun Gunung', Suara Jokowi Terancam Makin Tergerus
SBY dan Prabowo.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Tak ada yang meragukan kalau tokoh yang satu ini masih punya kharisma besar di masyarakat Indonesia. Kemunculannya mendorong suara dukungan untuk pasangan Prabowo Subianto- Sandiaga S Uno diperkirakan akan menggerus suara Joko Widodo.

Ya,  beberapa waktu belakangan, mantan Presiden Republik Indonesia dua periode, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedang intens melakukan kampanye dan sosialisasi ke daerah-daerah. 

Meski tak banyak terpublikasi, dalam banyak kesempatan dalam beberapa hari terakhir gerakan yang dilakukan SBY tersebut dalam upaya memenangkan pasangan calon Presiden-wakil Presiden, Prabowo-Sandiaga Uno.

Turun gunungnya SBY tersebut juga dibenarkan Kadiv Hukum dan Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

Dalam penjelasannya, Ferdinand mengungkapkan , Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan partainya sedang giat bekerja mengkampanyekan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. 

Ferdinand mengatakan, belakangan SBY sibuk keliling daerah untuk berkampanye Pileg dan Pilpres 2019.

"Kita 8 hari keliling dari Jawa Tengah, masuk ke Jogja, bergeser ke arah Jawa Barat sampai kembali ke Jakarta. Total 8 hari kita kampanye ada tujuh kabupaten yang kita singgahi selama 8 hari, jadi kita kampanye terus mengkampanyekan Partai, Pileg, juga mengkampanyekan Pilpres," kata Ferdinand saat ditemui di media center Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (6/11) malam.

"Tapi kita memilih kampanye-kampanye yang terkait Pilpres ini kan ya berbeda caranya," sambungnya.

Demokrat mengkampanyekan Prabowo-Sandi secara senyap. Partai berlambang bintang mercy tersebut berinteraksi langsung dengan masyarakat.

"Kita bukan diam-diam, kita memang senyap bergeraknya. Karena kita face to face, wajah ke wajah," ujar Ferdinand.

Ferdinand menyebut, gaya Demokrat mengkampanyekan Prabowo berbeda. Caranya, dengan bertanya ke masyarakat apa yang dirasakan selama empat tahun kepemimpinan Jokowi. Kemudian, jika masyarakat masih ingin Jokowi memimpin, kata dia, Demokrat akan bertanya apa harapan yang diinginkan kedepan.

"Kalau harapannya itu ternyata kita anggap tidak bisa didapat di era pak Jokowi ya kita berikan alasannya, lebih baik memilih pemimpin baru. Jadi kita mendengarkan mereka dulu, kita tanya mereka hatinya seperti apa yang dirasakan apa," tutur Ferdinand.

"Kita tidak langsung datang pilih Demokrat, pilih Prabowo, tidak seperti itu kita berkampanye, kita senyap, face to face hati ke hati bicara dengan masyarakat dan itu ternyata lebih baik daripada kita kampanye terlalu ini (berlebihan) ya," sambungnya.

Beda dengan Prabowo dan Sandiaga yang langsung jor joran berkampanye supaya masyarakat memilih. Ferdinand melihat apa yang dilakukan Prabowo-Sandi wajar. Namun, Demokrat ingin tetap sukses di Pileg maupun Pilpres.

"Karena dua kepentingan kita seperti partai Demokrat pileg nya harus dapet, Pilpres nya harus dapet jadi kita mengatur strategi khusus untuk itu," terangnya.(R04)

 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index