Lockdown di Malaysia, Ratusan Warga Kepulauan Meranti Tertahan di Malaka

Lockdown di Malaysia, Ratusan Warga Kepulauan Meranti Tertahan di Malaka
Ratusan warga Kepulauan Meranti baru tiba dari Malaysia melalui Tanjungbalai Karimun, Kepri. Mereka diberi pengarahan oleh Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kepulauan Meranti, Senin (23/3/2020)./ RIAU POS.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)-  Ratusan warga  negara Indonesia (WNI) asal Kepulauan Meranti terlantar di Malaysia. Kondisi itu dampak dari lockdown oleh pemerintah diraja Malaysia sejak 18 Maret 2020 disertai oleh kebijakan menutup pintu masuk Pemerintah Provinsi Riau.

Selain itu, karena kebijakan social distancing juga dilakukan di negeri jiran tersebut, tidak satu pun angkutan umum beroperasi. Seorang dari mereka adalah Jas, pria paruh baya asal Kepulauan Meranti mengaku kelimpungan mencari angkutan umum menuju ke pelabuhan.

“Kami di Melaka, di sini tak ada aktivitas kendaraan umum. Sudah beberapa hari kami terlantar. Tidak ada kendaran yang bisa ditumpangi. Puluhan kali upaya untuk order jasa angkutan ditolak semua,” ungkapnya kepada Riau Pos, Senin (23/3) siang.

Upaya untuk menghubungi Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Melaka telah dilakukan. Namun selalu gagal. “Kami sudah hubungi KJRI lewat berbagai cara. Tapi tak berhasil. Sampai mengirim pesan lewat akun mereka di medsos juga tak dibalas,” ungkapnya.

Ia memohon perlindungan dari pemerintah Indonesia. Hal itu dampak kebijakan penutupan pintu keluar dari Malaysia ke Riau. Saat ini hanya menyisakan pintu keluar tujuan Kepri.

Menurutnya, besar kemungkinan pintu Malaysia tujuan Kepri juga akan ditutup dalam waktu dekat. Jika itu terjadi, maka ia merasa akan tewas. Soalnya persediaan atau stok makanan dan uang pegangan mereka saat ini mulai menipis.

“Kalau tutup tewaslah kami di sini. Uang menipis. Stok makanan juga ikut menipis. Aktivitas kerja, stop. Makanya kalau itu terjadi, tamat riwayat,” ungkapnya.

KSOP (Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan) Kepulauan Meranti membenarkan kondisi tersebut. Petugas Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan, KSOP Kelas II Selatpanjang, Ade Kurniawan tidak menyangkal jika saat ini pihaknya telah mendengar jeritan WNA asal Meranti di negeri tetangga itu.

“Iya kita dengar kabar tersebut. Penumpukan terjadi di sana Malaysia. Kabarnya memang rata-rata WNI asal Meranti dan Bengkalis,” ungkapnya kepada Riau Pos.

Namun ia mengaku pihaknya tidak memiliki wewenang untuk membuka jalur keberangkatan Malaysia tujuan Meranti. Karena keputusan itu berada di tangan Pemerintah Provinsi Riau.(R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index