Buaya Selunyong Raksasa Panjang Lebih 4 Meter di Bandar Petalangan Ditemukan Mati

Buaya Selunyong Raksasa Panjang Lebih 4 Meter di Bandar Petalangan Ditemukan Mati
Proses evakuasi bangkai buaya selunyong raksasa yang ditemukan mati di Bandar Petalangan, Pelalawan./ Sumber Foto: Instagram Balai Besar KSDA Riau.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Dalam hitungan hari, pasca konflik yang menewaskan salah seorang warga di Desa Terbangiang, Kec. Bandar Petalangan, kabupaten Pelalawan.

Seekor buaya selunyong berukuran raksasa ditemukan mati dengan kondisi tubuh  luka. 

Buaya dengan panjang sekitar 420 cm  atau 4 meter lebih itu, dan lebar badan 75 cm, berjenis kelamin betina saat ditemukan telah mati, bangkainya membengkak serta  mengeluarkan aroma busuk dan terdapat luka akibat senjata tajam pada area sekitar belakang mata sebelah kiri.

Dikutip dari laporan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam  (BBKSDA) Riau, buaya dengan status habitat dilindungi berukuran raksasa itu mati di sekitar perkebunan Sawit PT. CAS (Cakra Alam Sejati) di  aliran Sungai Kerumutan,  Desa Terbangiang, Kec. Bandar Petalangan, Kab. Pelalawan 

Lokasinya persis sama dengan di mana sebelumnya terjadi konflik satwa buaya dan manusia.

Hanya saja, BBKSDA belum bisa memastikan apakah buaya yang mati ini adalah buaya yang juga terlibat konflik dengan manusia beberapa hari lalu.

''Tim gabungan yang terdiri dari Balai Besar KSDA Riau, BPBD Kab. Pelalawan, Kelompok Pencinta Satwa (Amar Pd @amar_pd ) dan petugas PT. CAS segera berkoordinasi. Sekira pukul 19.30 WIB Tim gabungan bersama sama melakukan evakuasi bangkai Buaya yang berada sekitar 200 meter dari lokasi konflik satwa buaya yang menyerang manusia yaitu di sungai Kerumutan yang berada di pinggir perkebunan PT. CAS,'' dikutip dari instagram BBKSDA Riau  yang menyertakan video evakuasi bangkai buaya tersebut.

Evakuasi dilakukan dengan menggunakan boat BPBD ke lokasi bangkai buaya yang tersangkut di pinggiran sungai.

Sekitar lebih dari 10 orang petugas dan warga juga aparat keamanan tampak berusaha menarik bangkai buaya tersebut untuk dilakukan pemeriksaan dan dikuburkan. 

''Sekira pukul 20.30 WIB bangkai buaya berhasil dibawa menuju lokasi pinggiran PT. CAS dan selanjutnya dilakukan identifikasi kondisi bangkai untuk mengetahui penyebab kematian buaya tersebut''. ungkap laporan tersebut. 

''Jenis satwa adalah buaya sinyulong _(Tomistoma schlegelii)_ dengan panjang : 420 cm dan lebar 75 cm, jenis kelamin betina. Kondisi saat ditemukan telah mati, bangkai membengkak, mengeluarkan aroma busuk dan terdapat luka akibat senjata tajam pada area sekitar belakang mata sebelah kiri''.

Proses evakuasi bangkai buaya selunyong raksasa yang ditemukan mati./ Sumber Foto: Tangkapan layar instagram Balai Besar KSDA Riau.

Bangkai kemudian diangkut menggunakan mobil untuk dibawa ke lokasi penguburan yang berada di PT. CAS.

Kondisi air yang semakin tinggi menyulitkan Tim dalam melakukan evakuasi. Beberapa kali mobil Tim tersangkut dan terperosok di jalan hingga akhirnya sekira pukul 23.50 WIB. Tim berhasil sampai ke tempat lokasi penguburan.

Tim kembali melakukan sosialisasi dan penyuluhan terkait satwa yang dilindungi khususnya buaya sinyulong. 

Setelah itu dilakukan pemasangan spanduk himbauan dan peringatan di areal PT.CAS khususnya yang merupakan habitat buaya.

Konflik Menewaskan Seorang Warga 

Sebelumnya, dilaporkan seekor buaya menyerang dan menyeret seorang pekerja harian bernama Katius Zebua (21) hingga tewas. 

Peristiwa itu terjadi, di Rawa Empat, Desa Terbangiang, Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan Riau.

Kepala Bidang BBKSDA Wilayah I, Andri Hansen Siregar mengatakan, pihaknya telah menerima laporan terkait konflik buaya dengan manusia itu. 

Dia menyebutkan, saat kejadian korban sedang mencari ikan di habitat buaya tersebut.

"Itu merupakan buaya senyulong. Dari saksi di lokasi, saat itu korban KZ sedang mencari ikan di kanal batas (parit) milik Cakra Alam Sakti (CAS)," kata Andri Senin (20/6).

Menurut Andri, setelah menerima laporan tersebut, tim BBKSDA Riau langsung turun ke lokasi kejadian. Tim sudah melakukan pencarian buaya, namun belum menemukannya. 

"Dari pengamatan tim di lapangan, lokasi terjadinya serangan buaya merupakan habitat buaya. Karena lokasi tersebut merupakan hamparan rawa dan dialiri oleh Sungai Kerumutan yang terhubung dengan kanal milik PT CAS," jelasnya.(R02)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index