Lonjakan Harga di Awal Ramadhan Berhasil Dikendalikan, TPID Waspadai Potensi Inflasi Menjelang Idul Fitri

Lonjakan Harga di Awal Ramadhan Berhasil Dikendalikan, TPID  Waspadai  Potensi Inflasi Menjelang Idul Fitri
Sekdako Pekanbaru Indra Pomi Nasution saat membuka High Level Meeting di Laula Bank Indonesia, Selasa (19/3/2024)

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pekanbaru melaksanakan High Level Meeting, Selasa (19/3/2024) siang menjelang sore tadi.

Rapat yang dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi ini dilaksanakan di Aula Lantai 3 Bank Indonesia Perwakilan Pekanbaru di Jalan Sudirman.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas tentang kondisi inflasi yang terjadi saat ini dan proyeksi menjelang momen Idul Fitri 1445 hijriyah yang ditinjau dari kondisi perekonomian saat ini.

Sekdako Pekanbaru, Indra Pomi, dalam penjelasannya mengungkapkan, sejauh ini, sinergi yang dilakukan TPID dalam upaya menekan inflasi dari gejolak harga kebutuhan pangan yang terjadi sepekan lalu telah berhasil menciptakan stabilisasi harga di pasar.

''Seperti kita ketahui, pada minggu lalu, harga sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan, di antaranya adalah cabai merah kering, beras, bawang merah dan bawang putih, ayam potong, juga telur,'' jelas Indra.

''Bahkan, untuk harga cabai merah keriting, yang sebelumnya sempat mencapai Rp120.000 per kilogram, perlahan tapi pasti mulai mengalami penurunan yang signifikan. Pagi sebelum kita turun ke Pasar AKAP, harga cabai merah bukit masih di kisaran Rp120.000-an ribu. Tapi malamnya saat kita cek ke AKAP, turun menjadi Rp115.000, kemudian keesokan harinya Rp110.000 per kilogram,'' kenang Indra.

Keesokan harinya, TPID bersama Danrem kembali turun ke lapangan, ternyata harga terus mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga per hari ini, harga cabai merah bukit itu sudah di angka Rp70.000 per kilogran, cabai Medan Rp60.000 per kilogram serta cabai jawa bahkan menembus Rp50.000 per kilogram.

''Kita semua bersyukur, karena sinergi yang kita lakukan berhasil mencegah potensi terjadinya inflasi di bulan Maret ini. Kita harapkan situasi ini terus bisa bertahan hingga seminggu menjelang Idul Fitri, karena, diperkirakan pada momen itu, harga akan kembali bergejolak,'' jelas Indra Pomi.

Dia harapkan, akan ada solusi yang sinergis yang bisa dilakukan oleh TPID guna mecegah laju inflasi.

''Lonjakan itu pasti ada, tapi kita berharap situasinya masih bisa terkendali, sehingga tidak memicu inflasi secara berlebihan,'' kata Indra Pomi pada 

Pada kesempatan itu, Indra Pomi juga menjelaskan potensi terjadinya kenaikan inflasi dikarenakan beberapa faktor di antaranya kenaikan tarif tol Pekanbaru Dumai, kenaikan tarif pesawat terbang serta kenaikan tarif angkutan baik darat dan perairan menjelang Idul Fitri (Tuslah).

''Ini kenaikan tarif tol pastinya juga akan menyumbang terjadinya inflasi di Kota Pekanbaru. Tapi kita berharap situasi ini tetap terkendali. Inflasi ini tetap mempunyai sisi positif, yakni membuktikan bahwa ekonomi tumbuh di satu wilayah. Tapi inflasi itu harus bisa selalu dijaga agar tetap terkendali,'' imbau dia kepada seluruh jajaran TPID yang hadir.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Panji Achmad dalam kesempatan itu juga mengingatkan pentingnya melakukan pengawasan terhadap potensi lonjakan harga pada beberapa komoditas pangan seperti beras, cabang merah keriting, bawang merah dan bawang putih.

Hal tersebut dijelaskan Panji tidak terlepas dari fakta dimana ketersediaan pangan di Kota Pekanbaru akan sangat tergantung dari kondisi di daerah penghasil.

''Untuk kita di Riau, pasokan pangan seperti beras, cabai bawang merah itu kan datangnya dari Sumatera Barat dan Jawa. Bank Indonesia menilai perlu kiranya dilakukan perluasan pencarian kerja sama dengan daerah-daerah terdekat untuk memastikan pasokan harga tetap terjaga. Di antaranya dengan Sumatera Utara,'' jelas Panji.

Meski begitu, Panji juga menjelaskan bahwa, dengan kondisi yang terjadi dewasa ini, potensi terjadinya kenaikan inflasi di kota Pekanbaru pada tahun 2024 ini.

''Kalau kita melihat pada kondisi upaya stabilisasi dan tantangan yang dihadapi, kami meyakini bahwa IHK Kota Pekanbaru pada tahun 2024 berkisar 2,5 plus 1 persen,'' ungkap Panji Achmad.

IHK sendiri daripenelusuran riausky.com adalah situasi  yang paling sering dikaitkan apabila terjadi suatu inflasi, di mana semakin tinggi nilai IHK makan akan semakin cepat juga laju inflasinya.

Untuk mengantisipasi ini, pemerintah di Riau, khususnya perlumemastikan keterjanguan harga, ketersdiaan pasokan, kelancara distribusi dan komunikasi yang efektif.

BI, sebut Panji menilai upaya stabilisasi harga jangka pendek  melalui SPHP, operasi pasar, gerakan pangan murah dan digital farming juga dkungan alsintan dan saprodi untuk pertanian lokal.

BI, sebut Panji Achmad, juga berharap situasi inflasi di Provinsi Riau, khususnya di Kota Pekanbaru tetap terjaga, sehingga mampu membawa kondisi perekonomian yang lebih kondusif.

Selain lonjakan harga pangan, pada rapat tersebut juga dibahas  beberapa situasi lain yang berpotensi menjadi penyumbang inflasi di Kota Pekanbaru pada bulan Maret-April 2024, di antaraya adalah inflasi yang disumbangkan kenaikan tarif tol Pekanbaru-Dumai yang pastinya akan memicu kenaikan harga bahan pangan dari wilayah  penyuplai juga lonjakan harga tiket pesawat terbang dan angkutan lebaran.

Rapat High Level Meeting ini  juga hadir ikut hadir lengkap unsur TPID seperti Sekda Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution, Asisten II Ingit Ahmad Hutasuhud, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pekanbaru Panji Achmad, perwakilan Polresta Pekanbaru, Kodim 0301 Pekanbaru,Kejari Pekanbaru, Kepala DInas Ketahanan Pangan H. maisisco, Kadis Perindag Zulhelmi Arifin, Kadis Pertanian dan Perikanan Firdaus, Kadis Perhubungan Yuliarso, Kakansatpol PP Zulfahmi Adrian, Kepala Inspektorat Iwan SImatupang  dan sejumlah undangan lainnya.  (R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index