Ini Curhat Molly Tentang Dia Masih Ingin Sekolah,Bingung Om Mama Tidak Punya Uang Lagi

Ini Curhat Molly Tentang Dia Masih Ingin Sekolah,Bingung Om Mama Tidak Punya Uang Lagi
Molly Prasasti

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Ada hal yang menarik diangkat dari cerita salah seorang siswi SMK Negeri 1 Pekanbaru, kelas X, jurusan Administrasi Perkantoran, yang mempunyai nama lengkap Molly Prasasti, yang dikeluarkan oleh pihak sekolah SMK Negeri I Kota Pekanbaru.

Meskipun berada dalam tekanan psikologis yang hebat, lewat wawancara ekslusif Riausky.com, Anak ke 2 dari 4 bersaudara dari pasangan Sukardi dan Susi Susanti itu, bercerita kalau dirinya ingin sekolah lagi.

“Bingung om, aku mana bisa sekolah, mama nggak ada duit lagi,” kata Molly, kepada Riausky.com, saat ditemui di rumahnya, Ahad (14/2) malam.

Siswi yang lahir di andalas (sumatera barat) pada tahun 1999 tersebut, tepat pada 20 juni mendatang, genap berusia 17 tahun. Sekilas, siswi bertubuh kurus tersebut tidak banyak bicara ketika hendak diwawancarai.

Sesekali kedua orang tuanya hanya mendampingi Molly yang saat ini mengalami tekanan psikologis hebat pasca keluarnya surat dari pihak SMK Negeri 1 Pekanbaru yang ditandatangani Kepala Sekolah, Dra Hj Geni Wilyarti.

“Ini suratnya dek, sudah dikeluarkan oleh pihak sekolah. Saya bingung mau sekolahkan anak saya dimana. Saya tidak punya uang,” kata Susi Susanti, Ibu dari Molly Prasasti.

Dia menceritakan bahwa Molly merupakan anak pendiam dan memiliki pribadi yang tertutup kepada orang tidak dikenalnya. Bahkan, keseharian dari anaknya itu dikenal baik dan rajin bila kesekolah.

“Dulu waktu dia sekolah di SMP Negeri 7 Pekanbaru, dia sangat rajin, meskipun sakit sekalipun, dia terus datang kesekolah, nilai-nilai sekolahnya dulu SMP juga sangat bagus,” ungkap Susi.

Disekolah SMK Negeri 1 Pekanbaru, Susi menceritakan bahwa Molly merupakan bekas anak yang ditinggalkan oleh gurunya. Wali Kelas Molly dahulu, merupakan wali kelas yang dikenal tegas dan ditakuti oleh para murid.

“Alasan dari guru Molly ditinggal kelas karena tidak mampu mengikuti pelajaran yang diikuti disekolah. Pada saat dia ditinggalkan, salah seorang guru bahkan pernah merobek kertas PR yang dikerjakannya karena salah, dan dikata-katai siswi bodoh sehingga anak ini dipermalukan didepan teman-temannya,” terangnya.

Saat Molly tinggal kelas itu, kepribadiannya mulai berubah. Dia bahkan ketakutan untuk datang kesekolah karena trauma dengan sikap guru yang ada disekolah bila Molly salah membuat PR atau pekerjaan yang disuruh oleh gurunya.

“Kemarin ada salah seorang gurunya menawarkan agar Molly dipindahkan ke jurusan yang ada komputer-komputer gitu, tapi saya tidak sanggup. Biaya komitenya Rp400 ribu sebulan, belum uang lainnya. Gurunya ngomong, jurusan sekarang Molly tidak sanggup, yang sekarang saja uang komite Rp150 sebulan tidak dibayarkan dan menunggak setahun,” urainya.

Sukardi yang berada disamping istrinya Susi Susanti menyayangkan kebijakan sekolah yang mengeluarkan anaknya tidak masuk sekolah selama 3 hari. Guru bahkan menuduh anaknya menuduh anaknya melakukan perbuatan asusila bersama teman sekolahnya yang tidak pulang selama 4 hari ke rumah.

“Anak saya ini cuma korban. Dia diajak sama teman perempuannya menemani pacar dari teman perempuannya yang ada di wisma. Setelah itu dia pulang kerumah, orang tua dari temannya itu mencari-cari anaknya, menuduh anak saya telah mencelakai, itu salah dari orang tua dari temannya, kenapa anak tak pulang anak saya diancam-ancam dilaporkan kepolisi. Saya cuma minta keadilan dek,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Molly Prasasti terancam tidak bisa mengikuti ujian kenaikan kelas yang akan digelar kurang lebih 2 bulan lagi. Molly dikeluarkan karena pihak sekolah menuduh molly telah melanggar peraturan dan diketahui memiliki hutang sisa uang seragam baju yang tidak dibayarkan Rp1.350.000 dan uang komite Rp1.800.000.

Keputusan Molly dikeluarkan dari sekolah pasca dikeluarkannya surat keterangan bernomor 421.5/KM.I/SMKN.I/2016/070 yang ditandatangani oleh Kepala SMKN 1 Pekanbaru, Dra Hj Geni Wilyarti. Molly Prasasti, siswi SMK Negeri I kelas X Jurusan administrasi perkantoran. Molly tercatat memiliki sebagai siswa dengan Nomor Induk Siswa (NIS) 145865.

Kasus dikeluarkannya siswa miskin yang orang tuanya bekerja sebagai penarik becak odong-odong dan buruh pengupah cuci pakaian tersebut, mendapat kecaman dari berbagai pihak. Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru diminta untuk bertanggungjawab dan memberi sanksi kepada pihak sekolah karena telah berbuat semena-mena. (R04)

Listrik Indonesia

#Siswi SMKN1 Di Keluarkan Dari Sekolah

Index

Berita Lainnya

Index