Project Based Learning Sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka

Project Based Learning Sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka

Dalam proses pembelajaran siswa, guru tidak hanya sekedar mentransformasikan ilmu, tetapi juga guru wajib mempersiapkan  langkah awal.

Langkah awal yang harus dilakukan adalah bagaimana cara agar para peserta didik memiliki ketertarikan dan minat pada pembelajaran tersebut. 
Ketertarikan dan minat peserta didik dapat dipancing dengan adanya persiapan model pembelajaran oleh guru.

Model pembelajaran merupakan salah satu hal yang wajib diimplementasikan dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kurikulum yang sudah mulai diterapkan di sekolah-sekolah sebagai pengganti Kurikulum 2013.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang dimaksudkan untuk mengasah minat serta bakat anak sejak dini dengan fokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi siswa.

Sebelumnya kurikulum ini dikenal sebagai Kurikulum Prototipe untuk Sekolah Penggerak.

Model pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka salah satunya adalah Project Based Learning (PjBL).

PjBL adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa mengerjakan suatu proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. PjBL memiliki beberapa kelebihan, yaitu: Pertama, adanya peningkatan kreativitas peserta didik. Kreativitas siswa terbentuk karena adanya tuntunan yang membuat peserta didik membuat suatu proyek yang mereka minati. Maka pembelajaranpun juga berpusat pada peserta didik tersebut.

Kedua, adanya peningkatan kepuasan belajar. Peningkatan kepuasan belajar ini berasal adanya ketertarikan peserta didik dalam berhasilnya mengembangkan proyek yang mereka minati lewat studi kasus.

Ketiga, metode belajar yang beragam. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran berdiferensiasi ini ada tiga strategi yang dapat dipilih, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.

Guru menggunakan metode yang berbeda dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menggunakan isi kurikulum.

Jadi, Project Based Learning (PjBL) dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa produk.

Artinya, peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya sendiri, mengerjakan proyek pembelajaran secara kolaboratif sampai diperoleh hasil berupa suatu produk. 
Itulah mengapa kesuksesan pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik. Tak lepas dari itu, model pembelajaran ini diharapkan dapat efektif untuk dijalankan pada selutuh tingkatan pendidikan dengan perencanaan terstruktur pastinya.(*)

Penulis: Dwi Melati, S.Pd

Mahasiswa Magister Pedadgodi Unilak

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index