Menyesal dan Minta Maaf Telah Membunuh Budi Hartanto, Aris Akui Sangat Mencintai Korban

Menyesal dan Minta Maaf Telah Membunuh Budi Hartanto, Aris Akui Sangat Mencintai Korban
Kedua pelaku (kiri) dan Korban (kanan)

RIAUSKY.COM - Seperti yang sudah diduga sebelumnya, terungkap jalinan asmara guru honorer asal Kediri Budi Hartanto (28) dengan Aris Sugianto, seorang pelaku yang membunuh dan mutilasi korban.

Sedangkan pelaku Aziz Prakoso tidak mengenal korban sama sekali. 

Aris Sugianto, warga Mangunan, Udanawu, Blitar, memiliki hubungan spesial dengan Budi Hartanto.

Menurut Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol, Gupuh Setiono, perkenalan keduanya terjadi sejak Juli 2018. Keduanya berkenalan melalui aplikasi jejaring media sosial 'Hornets'.

"Aris bertindak sebagai perempuan, si korban sebagai laki-lakinya," katanya pada awak media di Halaman Reskrimum Polda Jatim, Senin (15/4/2019).

Berdasarkan hasil penyelidikan, ungkap Gupuh, Aris Sugianto mengaku sangat mencintai sosok Budi Hartanto. "Makanya siap akan memberikan apapun yang diminta korban," lanjutnya. 

Aris Sugianto dan Budi Hartanto, lanjut Gupuh, terhitung sudah empat kali berhubungan intim. Tiga momen hubungan intim sebelumnya dilakukan di rumah pelaku mutilasi guru honorer di Blitar.

Dan yang terakhir, dilakukan di warungnya sesaat sebelum insiden pembunuhan itu terjadi. "Sebelum dibunuh, Aris dan korban berhubungan dulu di sebuah ruangan di dalam warung," katanya.

Keterangan tambahan terkait juga muncul dari penyidik Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Leonard Sinambela.

Sosok korban, ungkap Leo, beberapa kali pernah berkunjung ke rumah Aris. "Adiknya Aris tahu kalau korban pernah datang ke rumahnya," katanya.

"Adiknya ngomong kakak saya emang ada kelainan. Tapi ibunya gak tau," tandasnya sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com.

Terlibat dalam pembunuhan dan mutilasi Budi, Aziz Prakoso rupanya tak mengenal Budi Hartanto.

Sembari menggelengkan kepala beberapa kali, di hadapan awak media Azis mengaku, tak mengenal sosok Budi Hartanto yang sempat ditumbangkannya dengan sebilah golok sepanjang 10 sentimeter.

"Saya gak kenal Mas Budi," katanya pada awak media, saat digelandang petugas di Halaman Reskrimum Polda Jatim, Senin (15/4/2019) lalu.

Menurut Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela, apa yang menjadi kesaksian Azis Prakoso terhadap sosok korban memang benar adanya.

Bahkan, Azis Prakoso tak mengerti sama sekali hubungan sejenis antara Aris Sugianto pemilik warung dan Budi Hartanto yang baru dikenalnya itu.

"Saat kami tanya dia gak tau apa-apa soal yang diperbuat Aris dan korban di dalam ruangan," lanjutnya.

Pada Selasa (2/4/2019), Aris Sugianto dan korban berhubungan di dalam ruangan warung milik Aris, di Jalan Surya, Sambi, Ringinrejo, Kediri.

Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol, Gupuh Setiono mengatakan, usai melakukan hubungan badan, mereka terlibat cekcok.

Percekcokan itu ditengarai karena Aris tidak mampu memberi uang yang diminta oleh korban. "Usai lakukan hubungan intim di dalam kamar, karena Aris tak bisa ngasih uang ke korban maka korban marah-marah," kata Gupuh.

Aziz Prakoso, saat itu diketahui sedang berada di warung milik Aris Sugianto.

Pada Selasa (2/4/2019) sore, Azis Prakoso diajak Aris Sugianto untuk datang ke warungnya.

Keduanya memang bertetangga, dan kediaman Azis Prakoso dengan warung Aris Sugianto terbilang dekat.

Cekcok antara Budi Hartanto dan Aris Sugianto terjadi sekitar pukul 22.00 WIB.

Aziz Prakoso yang berada di luar kamar, tak tahan dengan suara percekcokan yang terdengar cukup kencang itu, berinisiatif menegur korban.

"Diingatkankan Aziz, tapi korban tak terima, korban malah bilang ini bukan urusan kamu," ucap Gupuh.

Tak cuma membantah teguran Aziz, ungkap Gupuh, tanpa diduga korban justru melayangkan sebuah tamparan ke arah pipinya. "Tak terima, Aziz juga membalas," ucapnya.

Mendapat perlakuan itu, korban saat itu mengambil sebilah golok sepanjang sekitar 10 sentimeter yang tergeletak di sebuah tempat duduk atau bale di depan warung, dan disabetkan ke arah Aziz Prakoso.

"Korban itu malah mengambil golok lalu diayunkan ke arah Aziz. Tapi Aziz bisa menangkis," lanjutnya.

Usai menangkis, Aziz Prakoso yang berupaya merebut golok dari tangan korban, ternyata berhasil. Tanpa pikir panjang, mengingat senjata golok telah berpindah tangan.

Kala itu justru Aziz yang berbalik menyabetkan golok tersebut ke arah korban. Sabetan pertama meski tak langsung menumbangkan korban, namun mampu mengenai lengan kiri korban.

"Kemudian korban jatuh tertelungkup, lalu teriak-teriak, saat itulah Aziz berkali-kali menyabet golok," tutur Gupuh.

Gupuh menerangkan, bersamaan dengan aksi Aziz Prakoso yang terlanjur kalap bertubi-tubi mengibaskan sabetan, Aris Sugianto mendadak membantunya menyumpal mulut korban hingga meregang nyawa.

"Jadi mulut korban disumpal, makanya hasil otopsi menunjukkan korban mati karena kehabisan nafas," jelasnya.

Setelah korban dipastikan tumbang dan meregang nyawa, lanjut Gupuh, kedua pelaku berupaya menghilangkan jejak dengan cara membuang mayat tersebut ke suatu tempat.

Namun sebelum itu keduanya masih harus menemukan cara memindahkan mayat korban. Alasan kepala Budi dipotong, ide muncul dari Aris

Gupuh mengatakan, Aris Sugianto dan Aziz Prakoso beride untuk mewadahi mayat korban ke dalam sebuah koper milik ibu Aris.

"Aris waktu itu ya langsung pulang, ambil koper milik ibunya. Belakangan Aris cerita kalau koper itu dijual," tuturnya.

Lalu saat proses pengemasan mayat ke dalam koper, ternyata tidak muat. "Pas dimasukin gak cukup, dikeluarkan lagi, lalu Aris usul kepala korban dipotong," katanya.

Gupuh menyebut, mayat korban ditekuk secara paksa di dalam koper. Lalu dibuang di bawah jembatan Karang Gondang, Udanawu, Blitar.

Sedangkan kepala korban di wadahi kantung kresek untuk dibuang di bantaran sungai Ploso Kerep, Bleber, Kras, Kediri. "Kejadian itu dilakukan selasa malam," tandasnya.

Air mata Aris Sugianto tak terbendung lagi, saat ditodong pertanyaan oleh awak media tentang aksinya bersama Aziz Prakoso membunuh dan memutilasi guru honorer Budi Hartanto.

Isak tangisnya begitu kuat hingga menggoncangkan bibirnya yang sengaja ia tahan.

Akibatnya, suaranya terdengar terbata-bata saat mengatakan permintaan maaf di hadapan sorotan lensa kamera awak media.

Permintaan maaf itu ditujukan untuk keluarga korban.

"Saya ingin nyampaikan pada keluarga korban untuk minta maaf sebesar-besarnya," katanya saat digelandang Anggota Reskrimsus Polda Jatim, Senin (15/4/2019).

Seraya menyeka air mata yang terjun membasahi pipinya, menggunakan lengan kaus tahanan berwarna oranye, Aris Sugianto merasa sangat bersalah sekaligus terpukul atas insiden tersebut. "Saya hanya bisa menyesal dan menangis," lanjutnya.

Saat ditanya bagaimana awal mula dirinya bisa memenggal kepala korban.

Seraya menggelengkan kepala berkali-kali dengan isak tangis yang tak kunjung reda, mengaku tak punya niatan menyangka memenggal kepala korban. "Itu saya gak ada kepikiran," ujarnya.

Bila ditanya perihal sosok korban selama hidup, Aris Sugianto berterus-terang, sosok korban hingga saat ini masih terngiang-ngiang dibenaknya.

"Masih teringat-ingat," katanya.

"Semoga arwah beliau diampuni dosa-dosanya, dan ditempatkan bersama orang-orang beriman," tandasnya. (R01)

Listrik Indonesia

#Mayat di koper

Index

Berita Lainnya

Index